Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki fasilitas Laboratorium Genomik di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno BRIN, Cibinong, Jawa Barat. Laboratorium yang baru mulai beroperasi pada 2022 ini memiliki luas bangunan 16 ribu meter persegi.
Koordinator Pelaksana Fungsi Cryo-EM BRIN Sandi Sufiandi mengatakan, Laboratorium Genomik digunakan untuk riset bidang ilmu hayati, kesehatan, dan lingkungan.
Laboratorium genomik terdiri atas empat lantai. Lantai 1 terdapat laboratorium Cryo-Electron Microscopy (Cryo-EM) dan laboratorium untuk preparasi sampel. Kemudian di lantai 2 terdapat laboratorium untuk persiapan ekspresi protein.
Di lantai 3 terdapat laboratorium untuk persiapan kultur dari sel dan jaringan, dan di lantai 4 ada laboratorium untuk whole genome sequencing (WGS), yang memetakan data genom.
“Yang paling unggul dari keseluruhan lab-lab di sini adalah lab WGS dan Cryo-EM. WGS untuk memetakan seluruh data genom dari spesies yang menjadi observasi kita. Kemudian Cryo-EM untuk memperoleh struktur, karena struktur bisa menghasilkan pemahaman atas fungsi dari bahan yang kita observasi,” terang Sandi dikutip dari laman brin.go.id pada Rabu (28/6/2023).
Laboratorium genomik juga direncanakan akan menambah fasilitas laboratorium baru, khusus untuk riset genomik bidang arkelologi. “Rencananya kami hendak menyiapkan lab untuk ancient DNA, untuk riset di bidang arkeologi, bisa hingga level molekuler,” terangnya.
Sandi berharap, fasilitas laboratorium juga bisa dilengkapi dengan penyimpanan (storage) untuk material-material infectious, untuk melihat potensi bahan atau penyakit menular (infectious) yang cukup berbahaya di Indonesia.
Menuju Standar Internasional
Sandi menambahkan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan sejumlah dokumen pendukung dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memenuhi good laboratory practices (GLP), agar memperoleh sertifikasi laboratorium yang berstandar internasional.
“Saat ini sedang kami persiapkan, disosialisasikan dan diterapkan SOP sesuai standar ISO. Kira-kira progresnya 25 hingga 40 persen. Mudah-mudahan akhir tahun 2023 ini, target tersebut tercapai,” harapnya.
Tak hanya itu, BRIN juga terbuka untuk mendatangkan periset dari luar negeri untuk meningkatkan kapasitas periset, melalui skema antara lain visiting researcher atau pun post-doctoral.
“Kami intens berkomunikasi dengan perguruan tinggi maupun research institute di luar negeri untuk berkolaborasi. Target kami minimal bisa mendatangkan sepuluh periset dari kampus-kampus dan institusi elit dari luar Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas periset,” ungkapnya.