
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan menggelar Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI, sebuah forum multi stakeholder yang mempunyai peran strategis untuk mengubah arah pelaksanaan kebijakan terkait stunting (gizi buruk dan rendahnya kemampuan kognitif). Forum multi stakeholder antara akademisi, pemerintah, industri, dan masyarakat ini bertujuan memberikan arah perubahan kebijakan pangan dan gizi.
LIPI memandang daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia menjadi faktor yang krusial untuk penguatan daya saing bangsa dan negara di masa mendatang. Membangun daya saing SDM Indonesia ternyata tidak cukup hanya melalui pendidikan, tetapi juga bagaimana menyiapkan sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Di sini, persoalan besar stunting itu muncul, mengingat bahwa Indonesia adalah negara kelima terbesar dalam masalah stunting.
Plt. Kepala LIPI, Bambang Subiyanto mengatakan WNPG XI merupakan forum yang strategis untuk membahas stunting. Harapannya, forum ini bisa memberikan rekomendasi untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
“WNPG merupakan kegiatan yang rutin digelar setiap empat tahun sekali dengan luaran rekomendasi ilmiah bagi pemerintah dan stakeholders terkait lainnya,” kata Bambang dalam Soft Launching WNPG XI di Jakarta, pada Senin (29/1/2018). WNPG XI akan dihelat pada 3-4 Juli 2018 dengan tema “Percepatan penurunan stunting melalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan”.
Pada WNPG XI 2018, LIPI bekerja sama dengan Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan Kemenristekdikti akan fokus pada isu strategis saat ini dan masa depan yang harus diselesaikan, yaitu percepatan penurunan angka stunting.
“LIPI berupaya melalui riset-risetnya mendukung kebijakan pangan dan gizi untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, yang diwujudkan melalui rekomendasi dalam WNPG XI,” ungkap Bambang.
Tri Nuke Pudjiastuti, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI yang juga merupakan Ketua Tim Pakar WNPG XI menegaskan, stunting pada intinya adalah gizi buruk dan rendahnya kemampuan kognitif.
“Permasalahan itu tidak mudah untuk dideteksi secara awam. Tetapi ketika Rikesdas (2013) menunjukkan data prevalensi stunting di Indonesia sebesar 37,2%, artinya ini merupakan merupakan permasalahan yang sangat serius dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, dan produktif untuk dapat berdaya saing tinggi,” jelas Nuke.
Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting, lanjut Nuke, pemerintah telah secara serius melaksanakan program yang terintegrasi di 100 kabupaten dengan 1000 desa yang diikuti oleh berbagai kementerian dan lembaga. “Namun permasalahan stunting bukan hanya permasalahan kesehatan saja, tetapi mencakup banyak faktor lain secara langsung dan tidak langsung, terutama perilaku masyarakat tentang kesadaran pentingnya gizi yang baik sejak awal kehidupan,” tuturnya.
Permasalahan penting lainnya adalah pendidikan dan penyediaan lingkungan yang sehat baik air dan sanitasi. “Permasalahan terberat adalah koordinasi antar kementerian/lembaga, pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah,” tegas Nuke.
Mego Pinandito, Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI mengatakan penyelenggaraan WNPG XI berupaya menjawab dan memberikan rekomendasi ke pemerintah pusat dan daerah, industri, akademisi, dan masyarakat terkait berbagai persoalan nasional seputar permasalahan stunting.
“Fokusnya adalah pada apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan intervensi gizi yang telah ada. Sehingga, upaya itu mampu mendorong political will seluruh pihak yang terkait dengan bidang pangan dan gizi untuk terlibat dan mencari model implementasi partisipatif,” ungkapnya.
Mego yang juga merupakan Ketua Panitia WNPG XI menuturkan, forum multi stakeholder ini berupaya merumuskan strategi percepatan efektivitas program penurunan stunting yang sinergis dan mampu menyatukan seluruh pihak. “Melalui WNPG XI, LIPI berupaya mendorong diseminasi hasil-hasil penelitian LIPI terkait pangan dan gizi agar mampu tersambung ke industri dengan baik dan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah,” ujarnya.
WNPG XI juga mengajak masyarakat untuk memahami pangan dan gizi secara baik, serta seluruh pihak terkait untuk berkoordinasi secara sinergis dalam upaya mengurangi angka stunting di Indonesia.