Indonesia Belum Berhasil Penuhi Target MDGs

alt
YOGYAKARTA- Indonesia belum berhasil mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada 2015. MDGs memiliki 8 goal, 18 target, dan 67 indikator. Dari target tersebut, Indonesia baru berhasil mencapai 49 dari 67 indikator yang ditetapkan. 
 
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan BAPPENAS. Subandi Sardjoko saat membuka The 10th Global RCE Conference, di UGM, Yogyakarta, pada Rabu (23/11/2016). “Masih ada 18 indikator yang belum dapat diselesaikan,” kata Subandi. 
. 
Salah satunya adalah penurunan angka kemiskinan. Meskipun telah mengalami penurunan, tetapi penurunannya tidak cukup signifikan. Hal serupa terjadi pada upaya peningkatan kesehatan ibu. Angka kematian ibu hingga saat ini masih jauh diatas target MDGs. Upaya menekan kasus HIV/AIDS dan malnutrisi masih mengalami sejumlah kendala. Akses terhadap sanitasi dan air bersih juga belum bisa terpenuhi.
 
“Indonesia juga masih mengalami kendala dalam membangun kemitraan global untuk pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup. Poin-poin ini menjadi pekerjaan rumah yang terus dikejar dalam SDGs (Sustainable Development Goals),”urai Subandi.
 
Subandi menyebutkan pemerintah tidak dapat berjalan sendiri dalam melaksanakan SDGS dengan target 17 goal dengan 169 target serta 240 indikator. Tantangan utama yang dihadapi adalah kemampuan mengembangkan basis data untuk mengatur lebih dari 240 indikator SDGs. Karena itu, perlu adanya sinergi dan kerja sama dengan akademisi, pelaku bisnis dan filantropi, serta masyarakat dan media dalam pencapaian target pembangunan berkelanjutan.
 
Gubernur DIY dalam sambutan yang disampaikan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekda DIY, Gatot Saptadi menekankan perlunya penguatan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku dan faktor penentu pembangunan nasional. Dengan sumber daya yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan diharapkan dapat mendorong percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
 
“Melalui konferensi ini  dapat dihasilkan berbagai langkah strategis dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan melalui jalur pendidikan,” tuturnya.
 
Rektor UGM, Dwikorita Karnawati dalam kesempatan tersebut menyampaikan komitmennya untuk terlibat dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui jalur pendidikan untuk mendukung pencapaian SDGs.  Salah satunya dengan hiliriasi produk penelitian yang nantinya akan diproduksi melalui teaching industri yang akan dibangun di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. 
 
Teaching industry diharapkan menjadi daya tarik bagi anak muda untuk melanjutkan kuliah dan mempersiapkan diri menjadi tenaga terdidik yang memiliki keterampilan memadahi. Teaching industry ini nantinya akan digunakan sebagai wahana praktek mahasiswa Sekolah Vokasi UGM. “Adanya teaching industry ini diharapkan dapat menggerakan pertumbuhan perekonomian masyarakat,” jelasnya.
 
Sementara itu, Naoya Tsukamoto, Project Director UNU-ISAS mengatakan bahwa dunia ke depan dihadapkan pada tantangan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Berbagai strategi dan kebijakan perlu dirumuskan dalam upaya untuk menciptakan dunia dan masa depan yang lebih baik. 
 
Melalui konferensi ini, para akademisi, pembuat kebijakan, pelaku industri, dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam mengupayakan pembangunan berkelanjutan. Serta menemukan solusi dalam mengupaya percepatan program aksi global untuk mendukung pencapaian SDGs. Sumber Humas UGM
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author