Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pandemi Covid-19 belum berakhir, kasus terkonfirmasi positif di Indonesia sudah menembus angka 3 juta. Pemerintah sedang bekerja keras untuk mengatasi pandemi ini, dengan dukungan seluruh elemen masyarakat.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020, telah berkomitmen untuk bekerja dan berkarya menghasilkan inovasi teknologi dan produk-produk kesehatan untuk memperkuat penanganan Covid-19, khususnya dalam mendukung upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) pemerintah.
Produk teknologi kesehatan tersebut diantaranya rapid test antigen RI-GHA19, PCR mBioCov-19, dan Mobile Lab Biosafety Level (BSL) 2 untuk memenuhi kebutuhan testing. Selanjutnya aplikasi Pantau Covid untuk tracing, serta emergency ventilator untuk treatment pasien Covid-19. Produk inovasi ini dapat terwujud berkat ekosistem inovasi pentahelix bernama Task Force Riset dan Inovasi untuk Covid-19 (TFRIC-19), dimana BPPT berperan sebagai orkestrator.
“BPPT dengan konsep ekosistem inovasi yang ditunjukkan melalui TFRIC-19 terus bergandeng tangan memperkuat jejaring kerja untuk membuka wawasan pemikiran dan paradigma baru bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk pembangunan nasional,” kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam Kick Off Rangkaian HUT ke-43 BPPT dan Bakti Inovasi BPPT Tahun 2021 yang digelar secara daring pada Jumat (23/7/2021).
Hammam mengatakan BPPT dengan pengalaman hampir 43 tahun mengawal inovasi teknologi, mulai dari riset hingga komersialisasi, memiliki tanggung jawab menghasilkan inovasi teknologi kesehatan untuk penanganan Covid-19 dalam waktu yang singkat dan dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.
BPPT telah mempunyai banyak pengalaman dan banyak mitra. BPPT telah siap untuk mempercepat dan memperkuat pembangunan nasional melalui peran kaji terap teknologi. “Empat puluh tiga tahun BPPT adalah semangat yang digulirkan untuk berinovasi tiada henti menuju Indonesia Emas 2045,” lanjutnya.
Dalam rangkaian hari ulang tahun yang ke-43, BPPT kembali melaksanakan Bakti Inovasi Teknologi untuk Covid-19. Hal ini selain merupakan upaya hilirisasi teknologi kepada masyarakat luas, tetapi juga pelaksanaan salah satu dari tujuh peran BPPT yaitu difusi teknologi.
Hammam menyebut ada tiga produk inovasi BPPT bersama mitra yang akan mengisi Bakti Inovasi Teknologi tahun 2021. Produk tersebut diantaranya, Reagen PCR mBioCov-19, Stamilic, dan Whole Beta.
Reagen PCR mBioCov-19 dipilih untuk menambah jumlah kapasistas testing di Indonesia. Inovasi ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan spesiemn Covid-19, serta didesain menggunakan target N2 dan RdRP dari SARS-Cov-2 sesuai sekuens virus Indonesia. Alat pendeteksi Covid-19 ini merupakan hasil kerjasama BPPT, PT Biofarma, dan Nusantics.
Pada Bakti Inovasi Teknologi Tahun ini BPPT memberikan 43.900 tes reagen PCR mBioCov, 65.000 tes reagen ekstraksi RNA dan 27.000 Viral Transport Medium (VTM), dan akan didistribusikan ke beberapa laboratorium serta mitra BPPT, diantaranya RS TNI Ridwan Meuraksa di Jakarta Timur, RS TNI Putri Hijau di Medan, UPT Labkesda Kota Bogor, UPT Labkesda Kota Bandung, UPT Labkesda Kabupaten Tangerang, serta Satgas Penanganan Covid-19 Universitas Gadjah Mada.
Hammam berharap Bakti Inovasi Teknologi BPPT tahun 2021 akan semakin memperkuat upaya 3T pemerintah, dimulai dari memperluas jumlah testing masyarakat dengan menggunakan mBioCov-19, hingga membantu fasilitas kesehatan untuk terus memberikan yang terbaik kepada masyarakat luas.
Selain mBioCov-19, BPPT juga sedang menuntaskan beberapa inovasi produk suplemen kesehatan, yaitu Stamilic dan Whole Beta. Kedua produk ini dirancang untuk dapat memberikan peningkatan daya tahan tubuh (imunitas) masyarakat luas, utamanya pada masa pandemi.