Ekstrak Begonia Berpotensi Tangkal Bakteri Penyebab Bau Mulut

TechnologyIndonesia.id – Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap potensi tanaman Begonia multangular Blume untuk menangkal bakteri Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) yang menyebabkan bau mulut.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Botani Terapan BRIN, Muhammad Efendi bersama tim telah melakukan penelitian terkait aktivitas antibakteri dari ekstrak tangkai dan daun begonia terhadap bakteri penyebab bau mulut ini.

Prevalensi penyakit periodontal atau penyakit pada jaringan gusi telah mencapai 60 persen pada masyarakat Indonesia, dan menduduki peringkat kedua setelah karies. Penyakit ini biasanya berawal dari penumpukan plak dan bakteri terutama P. gingivalis.

P. gingivalis adalah bakteri anaerob oral gram-negatif yang terlibat dalam patogenesis periodontitis, yaitu suatu penyakit inflamasi yang merusak jaringan penyangga gigi dan pada akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi,” kata Efendi dikutip dari laman brin.go.id pada Rabu (15/10/2025).

P. gingivalis dapat menghasilkan gas berbau berupa volatile sulphur compounds (VSC) yang merupakan penyebab utama bau mulut saat jumlahnya berlebihan. “Pembentukan VSC ini didukung oleh suasana mulut yang basa. Sementara pada saat suasana asam, pembentukan VSC tersebut akan terhambat,” ujar Efendi.

Hariang Hejo

Untuk mengatasi bau mulut, masyarakat banyak yang menggunakan pasta gigi maupun permen. Salah satu tanaman begonia, yaitu Begonia multangula Blume memiliki manfaat untuk menghambat bakteri P. gingivalis.

Jenis begonia ini merupakan spesies endemik yang cenderung mudah punah karena memiliki area distribusi dan adaptasi terbatas. Begonia ini tersebar luas dari Sumatra, Jawa, hingga kepulauan Sunda Kecil, terutama di kawasan pegunungan.

Begonia multangula Blume dapat diperbanyak dengan stek maupun biji. Masyarakat Sunda menyebutnya ‘hariang hejo’ dan memanfaatkan tangkai dan batang tanaman tersebut untuk pengganti asam.

Efendi menguraikan, tinggi tanaman ini bisa mencapai satu meter dengan batang berbulu merah atau hijau tua. Daun berlekuk-lekuk, ujungnya runcing dan panjang daun mencapai 30 sentimeter.

Memiliki empat helai tenda bunga jantan yang berwarna putih dan sedikit berbulu pada bagian luarnya. Sedangkan tenda bunga betina sebanyak lima helai berwarna putih dan memiliki tipe buah berry.

“Penelitian ini dilakukan dengan cara ekstrasi tangkai dan daun Begonia multangula Blume dengan dua cara, yaitu ekstrak segar dan maserasi,” jelas Efendi.

Ekstrak segar digunakan untuk menjaga fitokimia yang berkemungkinan rusak apabila diberikan pemanasan dengan sinar matahari. “Kegiatan ekstrasi ini dilakukan untuk membandingkan potensi antara masing-masing ekstrak berdasarkan sifat pelarutnya,” tambahnya.

Aktivitas Antibakteri

Secara umum, hasil uji fitokimia menunjukkan begonia mengandung senyawa golongan fenol, flavanoid, steroid, terpenoid, dan alkaloid. Ekstrak etanol dan ekstrak aquades dari Begonia sp. positif mengandung senyawa saponin, alkaloid, tanin, fenol, ethyl palmitate, palmitic acid, ethyl linolenat, dan acetol.

“Sebagian besar senyawa aktif yang dikandung oleh begonia sangat efektif dalam menyebabkan kerusakan pada sel bakteri. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tangkai dan daun Begonia multangula Blume memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. gingivalis,” tegas Efendi.

Dia menerangkan jika jenis aktivitas yang terbentuk adalah aktivitas bakterisida yang menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri benar-benar terhambat oleh ekstrak. Aktivitas ini ditandai zona radikal yang terbentuk di sekeliling kertas cakram.

“Adapun aktivitas antibakteri tertinggi dimiliki oleh ekstrak etanol tangkai dan aktivitas antibakteri terendah dimiliki oleh ekstrak aquades daun,” terang Efendi.

Sebenarnya, lanjut dia, output yang diinginkan adalah membuat permen atau pasta gigi dari tanaman begonia tersebut. Namun, karena keterbatasan material tanaman, maka output tersebut belum bisa terwujud.

“Perlu penelitian lebih lanjut terkait pemanfaatan Begonia multangula Blume, terutama sebelum betul-betul menjadi sebuah produk. Karena, sekecil apapun yang penting bermanfaat. Diharapkan ada kerja sama dengan mitra terkait dengan produk,” tutup Efendi. (Sumber: brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author