BRIN Kembangkan Aplikasi Berbasis AI untuk Kontrol Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan aplikasi mobile untuk mengontrol konsumsi gula, garam dan lemak (GGL). Aplikasi ini merupakan salah satu cara untuk melakukan intervensi dan edukasi perilaku konsumsi GGL, khususnya di kalangan remaja.

Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi (PR Kesmaszi) Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Mugi Wahidin menjelaskan bahwa GGL merupakan tiga unsur yang sering dikonsumsi setiap hari. Mengonsumsi GGL berlebih dapat menyebabkan obesitas, hyperglikemia, dan hyperkolesterol.

“Karena itu untuk mengendalikan perilaku konsumsi GGL yang berlebihan diperlukan suatu intervensi edukasi yang tepat dan efektif seperti aplikasi edukasi GGL pada remaja,” ucap Mugi dalam webinar dengan topik: “Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam Penguatan Pelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular” pada Kamis (1/8/2024).

Mugi menyampaikan bahwa penyakit tidak menular merupakan masalah yang sangat besar di dunia termasuk Indonesia. Disebutkannya, 70% kematian itu terjadi akibat penyakit tidak menular terutama stroke, penyakit jantung, diabetes, dan kanker yang disebabkan oleh perilaku berisiko termasuk mengonsumsi GGL secara berlebihan.

Di sisi lain, Mugi mengatakan bahwa Teknologi AI sudah banyak dimanfaatkan di segala bidang, termasuk bidang kesehatan. AI bisa menganalisis data medis secara masif dan mendalam yang berguna untuk membantu tenaga medis dalam mengenali penyakit serta memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih tepat dan efektif.

Mugi menambahkan, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia sangat luar biasa. 65,87% penduduk menggunakan telepon seluler, dan 85,82% penduduk berusia 10 tahun ke atas sudah menggunakan atau mengakses internet. Karena itu kita bisa memanfaatkan adanya perkembangan teknologi seperti ini untuk upaya edukasi pada remaja.

“Dengan demikian pada tahun 2023 kami melakukan suatu penelitian untuk mengembangkan suatu model intervensi edukasi berbasis digital, harapannya dapat dilanjutkan menjadi berbasis AI. Konsepnya sudah ada tinggal dikembangkan lebih lanjut terutama untuk membatasi atau mengendalikan konsumsi GGL,” kata Mugi.

Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui sumber asupan makanan tinggi gula, garam, dan lemak pada remaja, sehingga dapat mengembangkan model dan mengetahui pengaruh intervensi pengetahuan remaja perkotaan tentang penurunan intake gula, garam dan lemak dengan menggunakan aplikasi mobile.

Sasaran studinya adalah remaja SMA berusia 16-18 tahun. Target penelitian menghasilkan prototipe aplikasi mobile intervensi pengetahuan tentang penurunan konsumsi gula, garam, dan lemak pada remaja perkotaan.

Desain studi yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen/eksperimen semu. Kelompok intervensi menggunakan aplikasi berbasis web apps di telepon seluler dan kelompol kontrol menggunakan media edukasi standar yaitu buku saku GGL yang bisa diperoleh dan dibaca oleh masyarakat termasuk remaja di seluruh wilayah Indonesia.

”Model digital berbasis website dan aplikasi sudah dapat digunakan dan cukup diterima oleh remaja dengan penilaian sebagian besar cukup puas dan puas, tetapi perlu dikembangkan lagi teknologi interaktifnya agar lebih menarik untuk meningkatkan pengetahuan sehingga mengubah pola makan dan perilaku berisiko lainnya. Oleh karena itu perlu dikembangkan dengan teknologi AI,” pungkas Mugi. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author