Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebagai sebuah bangsa, Indonesia harus terus mengikuti kemajuan teknologi, salah satunya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sebab, kita membutuhkan ilmu yang bisa diaplikasikan ke dalam berbagai kegiatan untuk mendukung kemajuan bangsa.
Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Tri Mumpuni menekankan agar generasi muda perlu mempersiapkan diri dengan kemajuan kecerdasan buatan. Sebab, ada pekerjaan-pekerjaan penting yang nantinya bisa digantikan dengan AI.
“Ini yang harus dipahami, sehingga anak-anak muda tidak akan melangkah menggeluti pekerjaan-pekerjaan yang ternyata nanti bisa digantikan dengan mudah oleh artificial intelligence. Tetapi ada yang sangat penting lagi adalah bagaimana AI ini mampu membantu kita mengatasi persoalan-persoalan pembangunan,” kata Tri Mumpuni Diaspora Talk Homecoming bertema “AI: Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan” di Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Mungkin kedengarannya aneh, lanjutnya, namun berbagai persoalan seperti kemiskinan ekstrem, stunting, ketidakadilan akses dan sebagainya itu bisa diselesaikan dengan AI.
“Kita yakin ada algoritma di situ, yang membantu kita berpikir bagaimana sebagai insan periset, sebagai bangsa Indonesia, hidup kita mampu berkontribusi memperbaiki situasi-situasi yang selama ini kita rasakan masih jauh dari harapan yang kita inginkan yaitu kesejahteran dan keadilan bagi masyarakat Indonesia,” terangnya.
Dia berharap dengan adanya Diaspora Talk yang menghadirkan Prof Pitoyo Peter Hartono mampu memberikan pemahaman terkait perkembangan AI. Prof Pitoyo sendiri, lanjut Tri, merupakan salah satu anak bangsa yang mengharumkan Indonesia, berkarya di Jepang dan selama ini memberikan manfaat luar biasa bagi perkembangan kemajuan ilmu AI.
“BRIN selalu membuka pintu bagi siapapun untuk mendapatkan ilmu pengetahuan karena pada prinsipnya BRIN milik bangsa Indonesia,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Tri Mumpuni berharap para periset mampu menginternalisasikan artificial intelligence ke dalam empat prioritas pembangunan, yaitu kedaulatan pangan, energi, kesehatan, dan lingkungan.
Tri juga menyoroti bahwa Indonesia sangat kaya dengan biodiversity. Karena itu, diperlukan cara bagaimana mengolah biodiversity itu menjadi tumpuan, dan memiliki nilai tambah yang memberi manfaat bagi masyarakat.
“Saya harap periset BRIN mampu menginternalisasi AI untuk mengolah biodiversity tersebut terutama ke dalam empat prioritas pembangunan,” tandasnya.
Dia menyakini bahwa kecerdasan buatan mampu membantu mengatasi persoalan-persoalan pembangunan di Indonesia. Karena itu, AI merupakan ilmu penting saat ini yang perlu dipahami dan dikuasai khususnya generasi muda.
“AI ini penting, terutama kondisi saat ini yang kita perlukan adalah ilmu yang dapat diaplikasikan ke dalam kegiatan apapun, yang relevan dan perlu agar upgrade dengan kondisi saat ini,” pungkasnya