Mendikbud: Majukan Pendidikan Perlu Banyak Terobosan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Indonesia memiliki 47 juta siswa dan 3 juta lebih guru atau hampir sama dengan jumlah penduduk Singapura atau Finlandia. Dengan karakter daerah yang beraneka ragam, Indonesia memerlukan banyak terobosan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi mengungkapkan hal ini saat menjadi keynote speaker dalam seminar nasional Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni (DPP IKA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (28/4/2018).

Muhadjir mengatakan anggaran Kemendikbud terlihat banyak yakni 20 persen dari total APBN atau mencapai Rp 440,9 triliun. Namun jarang diketahui bahwa total anggaran pendidikan itu bukanlah hak Kemendikbud semata, tetapi dibagi dengan 20 kementerian dan lembaga, 34 provinsi, dan 516 kabupaten / kota. Kemendikbud hanya mengelola 40,1 triliun rupiah.

“Apakah dana ini cukup? Sebenarnya ya masih kurang, kita mustinya sama dengan Malaysia,” kata Mendikbud.

Untuk membandingkan anggaran dengan negara-negara ASEAN lainnya, Muhadjir mengusulkan perhitungan berbasis PDB. Timor Leste memiliki anggaran pendidikan 7,2 persen dari PDB diikuti Vietnam 6,5 persen, Malaysia 4,7 persen, Thailand 4,2 persen, Indonesia 3,09 persen, Filipina 2,7 persen, disusul Myanmar dan yang paling rendah Singapura hanya 2,2 persen dari PDB.

Tetapi berbeda dengan negara-negara lainnya, pendidikan di Singapura sudah tidak menjadi tax spender atau penghabis anggaran negara namun justru menjadi sumber pemasukan. Sumber pemasukan utama bisnis pendidikan di Singapura adalah pelajar dari Indonesia.

“Kita susah niru Singapura makanya terobosan yang harus diperbanyak,” jelas Mendikbud.

Terobosan yang sudah dilakukan Kemendikbud adalah mengurangi anggaran seminar guru dari Rp 5 triliun kini menjadi hanya Rp 1 triliun dan dialokasikan untuk produktivitas guru seperti beasiswa sekolah dan pelatihan mengajar di asosiasinya sendiri, seperti asosiasi guru matematika, dan sebagainya.

Konsekuensi dari pengurangan seminar salah satunya gedung-gedung pelatihan terpusat guru sekarang justru menjadi pemasukan kemendikbud dari sebelumnya sebagai pengeluaran. Gedung-gedung itu sekarang mulai disewakan untuk acara masyarakat.

“SMK sebentar lagi sudah bisa diubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah. Labanya tidak usah setor ke negara, dikelola sendiri oleh SMK tersebut sehingga guru semangat mengembangkan sekolahnya,” kata Muhadjir.

Jika SMK bisa menjadi teaching factory dengan produk yang bisa dijual ke pasar maka laba bisa dinikmati oleh sekolah sendiri, untuk kesejahteraan guru, murid, dan peningkatan kualitas produksi.

Dukungan Teknologi Informasi

Salah satu terobosan yang bisa dilakukan pendidikan di Indonesia adalah pemanfaatan secara optimal teknologi informasi. Dalam seminar nasional DPP IKA tersebut, Classmiles, sebuah terobosan layanan di dunia pendidikan memaparkan teknologi dimana guru dan murid tetap dapat berinteraksi dimanapun dan kapanpun, meski terkendala jarak dan ruang.

“Classmiles menyediakan layanan dan konten belajar dengan teknologi online interaktif (tatap muka jarak jauh) yang berisi banyak ruang kelas virtual untuk SD, SMP dan SMA. Layanan ini akan menurunkan biaya pendidikan secara signifikan sekaligus bagi guru yang memiliki cara mengajar yang berkualitas top level bisa mendapat murid dari seluruh Indonesia bahkan dunia. Guru lain juga bisa belajar dari guru berkualitas top ini dengan mudah,” papar CEO Classmiles, Hermawan Eko Nugroho.

Hermawan mengatakan selama ini biaya gedung, waktu, dan biaya transportasi menjadi hambatan bagi murid maupun guru untuk memaksimalkan minat dan bakatnya. Maka dia menciptakan teknologi teleconference khusus untuk pendidikan yang memfasilitasi proses belajar mengajar interaktif yang optimal.

Beberapa fitur dan fasilitas yang bisa dimanfaatkan guru dan siswa adalah interactive classroom yang memberikan suasana belajar yang sangat interaktif layaknya berada dalam kelas sesungguhnya, digital whiteboard yang membuat materi pembelajaran lebih mudah dipahami, screen share yang bisa dimanfaatkan untuk berbagi tampilan layar dari tutor yang memudahkan dalam penyampaian pelajaran, serta raise hand yang bisa dimanfaatkan siswa untuk bertanya langsung kepada tutor dengan tatap muka online.

“Dengan adanya Classmiles, diharapkan guru dan siswa lebih maksimal dalam mengajar dan menyerap ilmu. Anda dapat mengakses website www.classmiles.com dan mengunduh aplikasi Classmiles secara gratis di Google Playstore dalam 3 versi, yaitu Classmiles, Classmiles Tutor, dan Classmiles Kids,” jelas Hermawan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author