TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menyusun perjanjian kerja sama (PKS) dengan PT Nuon dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) dalam rangka co-development platform Game Asset Nusantara (GANA) sehingga bisa dioperasikan dan dikelola secara komersial.
Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) BRIN, Esa Prakasa mengatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan mempercepat tumbuhnya ekosistem game di Indonesia serta mengenalkan aspek budaya dan keindahan alam Nusantara melalui media game.
Game Asset Nusantara (GANA) merupakan platform digital yang mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan aset game berbasis budaya Indonesia. GANA dikembangkan untuk mendukung para kreator, pengembang game, hingga pelaku industri kreatif tanah air dalam menghadirkan konten lokal dan mengangkat kebudayaan Indonesia.
Esa menerangkan, prototipe GANA yang dioperasikan oleh PT Nuon telah di-launching pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah dan Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional 2024 melalui Kementerian Dalam Negeri, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 7 Oktober 2024.
“Roadmap GANA ke depan tidak hanya mengoleksi aset objek 2D dan 3D saja, namun bisa diperluas ke jenis serta variasi fungsi data lainnya, seperti audio, video, algoritma game, dan seterusnya,” tutur Esa, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/8/2025).
Adapun konten utama dari platform GANA adalah aset game hasil proses pembimbingan intensif antara periset BRIN dan mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) dari sejumlah universitas ternama, yaitu Telkom University, Universitas Pasundan, dan Universitas Multimedia Nusantara.
Dia menyampaikan desain tersebut melalui kegiatan pembimbingan sebagai bentuk realisasi PKS antara PRSDI BRIN dengan Fakultas di ketiga Universitas tersebut.
“Semua aset game hasil pembimbingan sudah terdaftar hak cipta dengan inventor mahasiswa serta pembimbing dari BRIN dan dosen kampus mitra,” tegas Esa.
Tahapan yang dilakukan dalam proses desain aset game meliputi penentuan daerah, pemilihan bentuk kebudayaan daerah, serta literatur review untuk mengenali aset game yang akan dibuat.
Proses selanjutnya adalah pembuatan konsep kreatif dan konsep desain (sketsa kasar), perancangan desain aset 2D/3D secara digital, serta validasi desain aset game.
“Aset game yang telah selesai dibuat, kemudian dapat diunggah ke platform GANA dengan terlebih dahulu mendapatkan perlindungan hak cipta terdaftar. Semua tahapan ini telah terdokumentasi secara lengkap dalam bentuk arsip kreator,” jelasnya.
Esa menegaskan bahwa aset visual berbasis AI yang muncul di halaman awal (landing page) maupun di bagian menu pilihan GANA saat ini hanyalah elemen ilustratif. “Fungsinya sebagai gambar hiasan tampilan antarmuka dan memberi gambaran umum, bukan sebagai aset game yang ditawarkan dalam katalog GANA,” tegasnya.
Tim pengembang GANA senantiasa menerima masukan dari berbagai pihak demi mewujudkan ekosistem game yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. (Sumber: brin.go.id)
Kenalkan Budaya Nusantara Melalui Game, BRIN Dorong Komersialisasi Platform GANA
