Jakarta, Technology-Indonesia.com – Emesent, sebuah perusahaan drone autonomy pada Rabu (5/8/2020) meluncurkan Autonomy Level 2 (AL2) untuk Hovermap, muatan untuk drone industri pertama di dunia yang bersifat plug-and-play. Teknologi ini menyediakan kemampuan navigasi Autonomy di luar jangkauan penglihatan operator, beroperasi di area tanpa coverage GPS.
Dibangun dengan dasar dari Teknologi Navigasi Autonomy SLAM (Simultaneous Localisation and Mapping) dari Hovermap, AL2 memungkinkan segala macam drone yang kompatibel untuk terbang diluar jangkauan komunikasinya dan diluar jangkauan penglihatan ke area-area yang belum pernah dipetakan. Teknologi AL2 ini memungkinkan perusahaan memetakan, melakukan navigasi dan mengumpulkan data di area yang menantang seperti pertambangan, area konstruksi sipil, infrastruktur telkom, dan pengumuman respon bencana.
Johannes Soekidi, Managing Director di Halo Robotics, mitra distribusi Emesent di Indonesia, mengatakan Autonomy Level 2 untuk drone adalah sebuah gebrakan. Dengan memberikan drone kemampuan untuk menavigasi sepenuhnya untuk melalui lingkungan yang kompleks, gelap, tidak ber-sinyal GPS, dan sering berbahaya. Teknologi ini menggunakan hi-spec payload Kamera RGB dan pemindai LIDAR untuk menangkap data visual dan struktural yang penting secara real time tanpa membahayakan manusia atau drone itu sendiri.
“Dengan data LIDAR yang mudah digunakan dengan perangkat lunak utama seperti Deswik, AutoCAD, dan banyak lagi, teknologi ini sangat mudah diterapkan dan membawa manfaat besar bagi perusahaan di setiap sektor utama di Indonesia, termasuk pertambangan bawah tanah, telekomunikasi, minyak dan gas, kehutanan, dan banyak lagi,” tuturnya.
Teknologi Emesent dibangun dari satu dekade riset pemenang penghargaan terkait drone autonomy dan teknik 3D Lidar berbasis SLAM oleh grup CSIRO’s Robotics and Autonomous System. Pelanggan dari seluruh dunia telah menggunakan kemampuan Hovermap Autonomy level 1 hampir selama dua tahun, memetakan dengan aman pada area yang menantang dengan keterbatasan sinyal GPS dalam jangkauan jarak pandang.
Beralih kepada AL2 berarti drone dapat bernavigasi secara mandiri dan menghindar dari penghalang (anti-tabrak) diluar jarak jangkauan pandang ketika dioperasikan sejak lepas landas hingga mendarat dengan jarak aman. Sistem akan memproses data on-board secara real time untuk mengirimkan peta 3D dari lingkungan sekitar kepada tablet operator, menyediakan gambaran yang instan dan detail dari area sekitar serta potensi bahaya yang ada. Keseluruhan misi dari lepas landas hingga mendarat dilakukan dengan menggunakan live view dari peta 3D.
AL2 akan memberikan pengguna industri berupa peningkatan keamanan. Kemampuan terbang di luar jarak pandang akan menjaga pekerja untuk jauh dari lingkungan berbahaya dan mendapatkan gambaran data yang lebih baik untuk membuat tambang atau lingkungan lain lebih aman.
Pengguna juga akan mendapatkan optimisasi biaya karena lebih cepat dalam melakukan scan terhadap lingkungan dan teknologinya hanya membutuhkan kemampuan lebih sedikit untuk mengoperasikannya.
Teknologi ini membuat drone dapat secara cepat dan mudah memetakan galian bawah tanah yang sulit dijangkau dengan ganggguan produksi yang minimal. Selain itu ada peningkatan visibilitas terhadap lingkungan, dengan titik awan yang real time yang didapatkan langsung dari tablet pilot, memungkinkan pilot untuk berinteraksi dan memeriksa data scan selagi mengoperasikan drone.
Teknologi ini juga mudah dioperasikan karena adanya fungsi “tap-to-fly” dan “guided exploration” serta beberapa failsafe termasuk return to home otomatis ketika baterai lemah dan pendaratan otomatis ketika baterai kritis.
AL2 saat ini cocok dengan beberapa drone dari DJI Enteprise termasuk DJI Matrice 300 RTK. Emesent telah berkerja sama dengan DJI untuk memastikan kompatibilitas dan integrasi dari fungsi otomatis seperti AL2 dengan flight control dari drone. Kompatibilitas lebih lanjut dengan model drone lain akan direncanakan setelah peluncuran produk.
Dr Stefan, Hrabar, CEO dan salah satu pendiri Emesent mengatakan peluncuran Ini merupakan langkah besar untuk navigasi Autonomy drone dan merupakan manfaat besar bagi industri seperti pertambangan, konstruksi sipil, dan tenaga tanggap darurat.
“Dengan kecerdasan menavigasi lingkungan tanpa peta sebelumnya, pelanggan dapat menggunakan sistem untuk melakukan misi yang kompleks, mengamankan keselamatan personel, dan mendorong efisiensi yang lebih besar dalam operasi mereka,” tutupnya.