TechnologyIndonesia.id – Pemanfaatan repositori arsip digital yang dikombinasikan dengan teknologi Application Programming Interface (API) dan Artificial Intelligence (AI) dinilai mampu mempercepat serta memperdalam riset di bidang sejarah dan humaniora. Teknologi ini memungkinkan peneliti melakukan pengambilan dan pengolahan data skala besar secara lebih efisien, sistematis, dan terverifikasi.
Peneliti sejarah independen sekaligus praktisi IT dan cloud engineer di Telkomsigma, Muhammad Ikbal menjelaskan bahwa menjelaskan bahwa pemanfaatan arsip digital terverifikasi sangat krusial dalam riset sejarah.
Menurutnya, teknologi API memungkinkan pengambilan data dalam jumlah besar hanya dalam satu proses, yang sebelumnya sulit dilakukan secara manual.
Ia mencontohkan penggunaan repositori digital Perpustakaan Kerajaan Belanda, Delpher.nl, serta pemanfaatan API untuk pengambilan data skala besar, yang kemudian dapat diolah menggunakan berbagai alat AI seperti Google Colab, ChatGPT/Gemini, dan NotebookLM.
“Delpher menyimpan koran, buku, dan jurnal sejak 1615. Pencarian harus menggunakan ejaan pada zamannya, kalau pakai ejaan modern, datanya tidak muncul,” jelasnya dalam “Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah” pada 4-5 Desember 2025 di Kawasan Gatot Subroto, Jakarta.
Ikbal juga mencontohkan penggunaan API Delpher untuk pengambilan data skala besar dalam sekali proses.
Penguatan Metodologi SLR Berbasis PRISMA
Pendiri Research ID Academy, Reno Wikandaru, menekankan penguatan metodologi Systematic Literature Review (SLR) berbasis protokol ilmiah dan standar internasional PRISMA.
Reno juga mendemonstrasikan pemanfaatan Rayyan.ai untuk mempercepat screening literatur dengan tetap menjaga konsistensi metodologis. “Huruf S pada SLR berarti sistematis, harus taat protokol, transparan, dan bisa direplikasi,” ujarnya.
“PRISMA membuat proses SLR lebih jelas, mengurangi bias, dan menjaga transparansi”. Reno mendemonstrasikan penggunaan Rayyan.ai, piranti AI yang mempercepat proses screening ratusan hingga ribuan artikel.
“Rayyan mempercepat screening judul dan abstrak. Untuk riset SLR, menggunakan AI bukan hanya memudahkan, tetapi menjaga konsistensi metodologis,” tambah Reno.
Tingkatkan Kualitas Publikasi Internasional
Kepala Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas BRIN, Ade Mulyanah, menegaskan bahwa peningkatan kualitas publikasi ilmiah menjadi prioritas organisasi riset. Ia menekankan pentingnya penguasaan metodologi penulisan ilmiah yang sistematis agar hasil riset dapat terserap jurnal internasional.
“Banyak data yang bisa kita masak, tetapi memasaknya harus benar agar diterima jurnal internasional. Kita tidak boleh lagi beralasan data banyak tetapi ditolak jurnal,” tegasnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat kompetensi peneliti dalam penyusunan publikasi bereputasi dan proposal desk study yang kompetitif.
Pelatihan ini menegaskan komitmen BRIN dalam meningkatkan kualitas publikasi ilmiah melalui penguatan metodologi SLR, penggunaan sumber primer digital, dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan sebagai pendukung riset. (Sumber: brin.go.id)
BRIN Dorong Pemanfaatan Teknologi API dan AI dalam Pengolahan Arsip Digital Terverifikasi
