Bidik Generasi Milenial, STAFair 2018 Gunakan Teknologi Augmented Reality

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan menggelar Science, Technology and Art Fair (STAFair) 2018, pameran interaktif yang menggunakan teknologi digital augmented reality (AR) dan video mapping. Penggunaan teknologi digital ini untuk menarik generasi milenial agar menyenangi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Generasi muda atau sering disebut sebagai generasi milenial merupakan tumpuan harapan bangsa Indonesia dalam pengembangan Iptek yang berkelanjutan. Generasi milenial adalah generasi kreatif dan pekerja keras yang dianugerahi akses terhadap informasi yang melimpah.

Namun demikian, data menunjukkan adanya penurunan minat di kalangan generasi milenial terhadap bidang ilmu pengetahuan dan teknik. Hal ini mengindikasikan kurang memasyarakatnya Iptek di kalangan generasi milenial.

“Untuk menarik minat generasi milenial terhadap dunia penelitian dan pengembangan (litbang) dan iptek, penyampaian informasi harus dikemas dalam bentuk yang menarik, artistik, dan memiliki ‘wow faktor’. Hal tersebut ditranslasikan dalam kegiatan pameran interaktif yang menggunakan teknologi digital augmented reality dan video mapping,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang), Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati pada konferensi pers pra-event STAFair 2018 di Jakarta pada Jumat (9/11/2018).

Keunggulan dari teknologi digital seperti augmented reality adalah kemampuannya untuk menyajikan informasi dan pengalaman berpameran melalui telepon genggam pengunjung sehingga tidak memerlukan area yang luas seperti pameran pada umumnya. Selain itu wahana video mapping memungkinkan penyajian informasi yang interaktif dan juga artistik.

Dalam laman resmi event ini yaitu https://stafair.ristekdikti.go.id/ diterangkan AR merupakan hasil integrasi dari informasi digital dengan lingkungan pengguna secara bersamaan. Berbeda dengan virtual Reality (VR) yang membuat lingkungan buatan, AR menggunakan lingkungan yang sudah ada dan menambahkan informasi baru di atasnya. Misalnya pada permainan Pokemon Go, teknologi AR memungkinkan Pikachu dan kawan-kawannya bisa terlihat di dunia nyata melalui layar gawai kita.

Sementara Video atau Projection Mapping merupakan teknik pencahayaan untuk menciptakan ilusi optik pada suatu objek, sehingga secara visual objek tersebut akan berubah sesuai dengan cahaya yang diproyeksikan. Beberapa waktu lalu, teknik ini sempat digunakan pada Monumen Nasional (Monas) untuk menyambut pembukaan Asian Games 2018. Bidang datar pada monumen tersebut dibuat menampilkan foto, cuplikan pidato Presiden Soekarno serta penjelasan maskot-maskot Asian Games 2018.

STAFair 2018 yang akan digelar di Gedung Filateli, Jakarta Pusat pada 14-17 November 2018 merupakan kegiatan pameran yang mempertunjukkan hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang telah didanai oleh Ditjen Penguatan Risbang. Ada lima hasil riset terkait bidang maritim sebagai solusi sumber pangan, dan energi berkelanjutan yang bisa dinikmati oleh pengunjung STAFair 2018 dengan cara berbeda.

Di pameran STAFair 2018 pengunjung akan diajak mengenali peran iptek dalam mengoptimalkan maritim sebagai potensi Indonesia yang luar biasa. Untuk bisa menikmati pameran secara maksimal, pengunjung harus mengunduh aplikasi Assemblr karya anak bangsa melalui telepon cerdas. Dengan aplikasi tersebut pengunjung seolah berada di ruang tiga dimensi dan menjelajah hasil-hasil riset yang dipamerkan dan disajikan dengan alur yang bercerita (story telling).

Penggunaan teknologi digital merupakan strategi agar generasi milenial, sebagai target pengunjung dapat datang berbondong bondong ke STAFair 2018. “Kami memahami bahwa generasi milenial memiliki kecenderungan narsis dan ingin tampil. Karenanya, pameran ini tidak hanya menawarkan informasi dan pengalaman, namun juga berbagai spot selfie yang bernuansa Iptek,” ujar Ocky Karma Radjasa Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat.

STAFair 2018 diharapkan menjadi wahana sosialisasi kebijakan dan program penelitian yang dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan peran iptek dalam mendukung perekonomian dan pembangunan serta meningkatkan ketertarikan generasi milenial untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author