Bekasi- Pembangkit Listrik Sampah (PLTSa) Merah-Putih Bantargebang diresmikan hari ini, Jumat (25/03/2019). Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan merupakan PLTSa pertama di Indonesia.
PLTSa Bantargebang dibangun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. Kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari, dan akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt.
“Pilot Project PLTSa Merah-Putih ini diharapkan secara nasional menjadi percontohan dalam mengolah sampah di Indonesia. Listrik yang dihasilkan dari PLTSa ini akan digunakan untuk keperluan internal PLTSa sendiri,” ujar Hammam Riza, Kepala BPPT kepada media.
PLTSa termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sesuai Perpres No. 58/2017 tentang Proyek Infrastruktur Strategis Nasional. Dalam implementasinya, diatur dalam Perpres No. 35/2018, tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, yang akan di prioritaskan penerapannya di 12 kota besar di Indonesia, dan salah satunya di DKI Jakarta.
Tim koordinasi yang disebutkan dalam Perpres tersebut, diketuai oleh Kemenkomaritim, termasuk BPPT sebagai salah satu anggotanya. Dalam Perpres No. 97/2017 Kebijakan Strategi Nasional –Jakstranas BPPT telah ditugaskan melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi penanganan sampah.
Hadir dalam acara Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menristekdikti Muhamad Nasir, Asisten Pembangunan dan lingkungan Hidup Yusmada Faisal, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany serta pejabat tinggi lainnya.
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengatakan program dirintis sejak 2017 untuk diupayakan untuk mengurangi masalah sampah. “Presiden (Jokowi-red) sudah marah terkait masalah sampah ini. Pada 2017 dengan koordinasi Kemenristekdikti dijajaki teknologi yang dimiliki BPPT yang merupakan karya anak bangsa,” ujar Luhut Binsar Panjaitan.
Mengingat permasalahan sampah yang kian parah. Kata Luhut kapasitas pengolahan sampah akan ditingkatkan. “Kami sudah meminta BPPT membuat rancangan pabrik produksi tidak hanya 100 ton tapi juga bahkan hingga 1500 ton perhari,” ujarnya.
Sementara itu, Menristekdikti Muhamad Nasir mengatakan pembiayaan PLTSa dianggarkan dari APBN dengan total capai Rp 96 miliar. “PLTSa ini merupakan proyek percontohan untuk daerah-daerah lain. Kami akan masukkan dalam i-katalog, karena harganya sudah ditentukan. Jadi, tidak perlu menggunakan sistem lelang yang makan waktu berbulan-bulan,” ujarnya. I-katalog adalah daftar yang dibuat secara elektronik yang bisa diakses secara online berbasis internet.