Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah terus mendorong pengembangan energi terbarukan untuk dapat dimanfaatkan secara masif. Saat ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengembangkan potensi limbah cair kelapa sawit atau POME sebagai bahan baku Biogas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Kepala BPPT, Hammam Riza menuturkan pihaknya membangun sebuah pilot plant Pilot Project Pembangkit Listrik Tenaga Biogas berbahan baku limbah cair pabrik kelapa sawit (PLT Biogas POME) di area Pabrik Kelapa Sawit PTPN V di Riau.
“Selama ini limbah cair kelapa sawit dianggap menimbulkan pencemaran lingkungan. Padahal kalau diolah secara anaerobic dapat menghasilkan biogas, sehingga juga dapat menghasilkan energi listrik, maupun sebagai bahan bakar gas rumah tangga dan industri,” papar Hammam saat meresmikan Pilot Project PLT Biogas POME di area Pabrik Kelapa Sawit PTPN V di Terantam, Kab. Kampar, Riau, Senin (4/2/2019).
Upaya pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi energi ini, terang Hammam, merupakan bentuk optimalisasi dari kata kunci waste to energy, yang merupakan salah satu langkah kontribusi Indonesia dalam menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dunia sebesar 29% pada tahun 2030. BPPT selama ini terus berkontribusi dengan melakukan kaji terap teknologi untuk pengolahan limbah industri agro, sekaligus opsi penyediaan energi terbarukan yang ramah lingkungan di tanah air.
Pembangunan PLT Biogas POME ini, imbuhnya, merupakan salah satu bentuk pemanfaatan potensi limbah industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan yang tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia yang dapat menjadi solusi bagi daerah-daerah yang sampai saat ini masih belum mendapat akses listrik PLN.
“Tiga keuntungan utama yang didapat dari penerapan teknologi biogas dari POME ini, yaitu pengurangan pencemaran lingkungan akibat limbah cair pabrik kelapa sawit, pengurangan emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global, dan pemanfaatan biogas sebagai sumber energi terbarukan. Hal ini mendukung pencapaian target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang tidak ramah lingkungan,” rincinya.
PLT Biogas POME memiliki pilot plant dengan kapasitas 700 – 1.000 kW karena baru olah 50% POME yang dihasilkan. PLT Biogas POME ini berpotensi menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 MW.
“Untuk pabrik kelapa sawit kapasitas olah 60 ton per jam tandan buah segar kelapa sawit seperti Pabrik Kelapa Sawit Terantam ini, berpotensi menghasilkan POME yang dapat diolah menjadi biogas untuk pembangkit listrik dengan daya sekitar 2 MW,” tuturnya.
Potensi limbah cair pabrik kelapa sawit yang tersedia berlimpah dan banyak yang belum diolah atau dimanfaatkan sehingga menimbulkan permasalahan berupa pencemaran lingkungan dan emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global yang menjadi konsen dunia internasional termasuk Indonesia.
Indonesia saat ini merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Dari 850 atau lebih pabrik Kelapa Sawit di Indonesia urainya, diperkirakan tidak lebih dari 10% yang memiliki Biogas Plant.
Hammam berharap berharap pilot project PLT Biogas POME tipe covered lagoon ini dapat digunakan sebagai percontohan teknologi pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit yang ramah lingkungan sekaligus berkontribusi dalam penyediaan energi terbarukan untuk pabrik kelapa sawit dan masyarakat sekitar. Selain tipe covered lagoon, BPPT sedang kembangkan reaktor biogas tipe tangki berpengaduk.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Kepala BPPT Bidang TIEM, Eniya Listiani Dewi menjelaskan inovasi yang dilakukan tim BPPT, khususnya pada sistem reaktor biogas dengan tipe covered lagoon yang dilengkapi dengan sistem resirkulasi cairan untuk pengadukan sehingga kinerja reaktor bisa lebih optimal.
Pembangunan PLT Biogas POME ini juga didukung perusahaan rancang bangun dalam negeri. Sehingga diharapkan semakin banyak perusahaan rancang bangun sejenis milik anak bangsa yang berperan dalam perancangan dan pembangunan instalasi biogas di tanah air.
“Ini menjadi bukti BPPT mampu menghasilkan teknologi sesuai kebutuhan atau demand driven. Ke depan kita ingin lebih memaksimalkan konten lokal,” jelasnya.
Sementara Direktur Utama PTPN V, Jatmiko K. Santosa, menyebutkan PLT Biogas POME ini dapat menjadi percontohan bagi pabrik-pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia. Manajemen PTPN V sedang mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi biogas ini di beberapa pabrik kelapa sawit milik PTPN V lainnya.
“Saya juga menghimbau kepada operator pabrik kelapa sawit lainnya, sudah saatnya membangun PLT Biogas POME dan referensi saya adalah dengan menggandeng BPPT,” pungkasnya.