TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penerapan teknologi Fast Pyrolysis 5.0 yang mampu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar cair setara solar atau Petasol. Teknologi ini diharapkan menjadi solusi berkelanjutan atas persoalan sampah plastik sekaligus menyediakan alternatif bahan bakar bagi masyarakat.
Teknologi Fast Pyrolysis 5.0 dikembangkan oleh Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) BRIN bersama Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Yopi, menyebut implementasi mesin Fast Pyrolysis 5.0 di Semarang menjadi contoh replikasi model bisnis teknologi yang berhasil karena melibatkan berbagai pihak.
“BRIN mendampingi penguatan perencanaan dan pembangunan di daerah. Replikasi ini adalah model kolaboratif yang melibatkan pemerintah kota, komunitas masyarakat, dan asosiasi, serta divalidasi oleh BRIN agar bisa diterapkan di tempat lain,” jelas Yopi.
Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni menekankan pentingnya kolaborasi antara BRIN dan BRIDA Pemprov Jateng dalam upaya pengurangan sampah plastik sekaligus membuka peluang ekonomi lokal.
Harapannya, melalui kolaborasi penanggulangan sampah plastik ini dapat menambah pendapatan dengan pengumpulan sampah plastik yang akan dikelola bank sampah, kemudian diolah menjadi bahan bakar cair yang bernilai jual bagi penduduk lokal.
“Sementara hilirisasinya dikelola BRIDA ataupun Pemprov dan Pemkot Semarang,” ujarnya saat mengunjungi lokasi proses pirolisis sampah plastik di Bank Sampah Kemijen Bahagia, Kalibanger, Semarang pada Senin, (5/5/2025).
Teknologi fast pyrolysis ini awalnya dikembangkan oleh Bank Sampah Banjarnegara dan saat ini sudah menjangkau lokasi lainnya termasuk di Semarang.
“Ke depan diperlukan dukungan regulasi pemerintah agar setiap pemda berhak dan boleh mengedarkan petasol untuk kebutuhan nelayan, petani yang bisa mendapatkannya dari bank sampah di wilayahnya,” tambahnya.
Kepala OREM BRIN, Cuk Supriyadi menjelaskan bahwa pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar ini, berpeluang besar mengatasi persoalan sampah plastik dan memiliki tingkat keberlanjutan yang tinggi.
“Mesin Faspol Generasi 5 ini telah berkembang dibanding dengan generasi sebelumnya, bahan bakar yang dihasilkan sudah mendekati standar migas sehingga dapat dilakukan uji coba pada kendaraan,” jelasnya.
Menurutnya, dalam proses pengembangan mesin fast pyrolysis ini, BRIN berperan memberikan pendampingan teknis agar teknologi tersebut dapat beroperasi dengan sempurna.
”Berbagai upaya pengujian Petasol sudah dilakukan dari aspek Life Cycle Assessment (LCA), level cetana 51, hingga uji coba penggunaan pada alat transportasi perahu nelayan, mobil dinas pengangkut sampah, dan traktor alat mesin pertanian,” papar Cuk.
Sementara itu, Tri Martini Patria, Periset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) BRIN menjelaskan bahwa riset ini telah dilakukan sejak 2022.
Menurutnya, pengolahan termal pada metode pirolisis dilakukan dengan berbagai uji lingkungan dan memanfaatkan tools Life Cycle Assessmen (LCA). Pengukuran emisi dilakukan tim periset BRIN menggunakan alat portabel multi gas detektor RIKEN dengan tipe RX 8500 dan RX 8700.
“Hasil kajian LCA dari cradle to gate Petasol tidak mengganggu lingkungan karena pembakarannya sempurna, tidak menimbulkan asap pembakaran terbuka, meminimalisasi cemaran saat pilah pilih sampah, hingga bau yang ditimbulkan dalam proses pembakaran,” terang Tri Martini.
Merk Petasol sudah memiliki sertifikat Hak Cipta dan nama Faspol juga sudah memiliki tanda daftar Paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Uji mutu Petasol telah dilakukan pula di Laboratorium BRIN, Lemigas, dan Universitas Diponegoro.
Di akhir, Martini menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari hilirisasi inovasi dan teknologi berbasis pada penguatan komunitas Bank Sampah di pedesaan.
“Sekali mendayung mendapat lingkungan bersih, bonusnya bahan bakar alternatif, yaitu Petasol. Penerapan model inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi petani dan nelayan untuk mendapatkan bahan bakar mesin diesel, seperti yang ada di kawasan pesisir kota Semarang,” pungkasnya. (Sumber: brin.go.id)
Teknologi Fast Pyrolysis 5.0, Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar
