TechnologyIndonesia.id – MCorp mengundang Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) dalam acara Industry Outlook F&B Industry yang dilaksanakan di Philip Kotler Theater Class, MarkPlus Campus. Sebagai salah satu inisiatif dari MAPP (MarkPlus Association Partnership Program) acara ini bertujuan untuk memahami kondisi industri makanan dan minuman di Indonesia.
Di tengah kondisi geopolitik yang sedang dinamis, diperlukan pengetahuan tambahan dan strategi baru untuk memenangkan persaingan di pasar.
Founder and Chair of MCorp, Hermawan Kartajaya menekankan pentingnya adaptasi pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia dengan menerapkan framework CIEL-PIPM (creativity – innovation – entrepreneurship – leadership dan productivity -improvement – professionalism – management), mencapai operational excellence dan mampu bersaing dengan pelaku industri mancanegara.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman menjelaskan perkembangan industri makanan dan minuman (F&B) di Indonesia. Berdasarkan paparan Adhi, industri makanan dan minuman di Indonesia masih diminati.
Adhi percaya bahwa ketika PDB per kapita Indonesia meningkat, penduduk Indonesia akan mulai mencari produk makanan dan minuman yang memberikan manfaat lebih, terlebih lagi masyarakat sudah semakin peduli dengan kesehatan dan gaya hidup sehat.
Selain itu, Adhi juga menyampaikan beragam potensi dan tantangan dari industri makanan dan minuman di Indonesia yang timbul dari dalam maupun luar negeri.
“Pengalaman saya keliling ke beberapa negara, negara yang PDB-nya tinggi itu tidak hanya mencari makanan yang murah saja, tetapi makanan yang lebih fungsional, dan mereka mau bayar!” tutur Adhi
CEO of MarkPlus, Inc. dan Marketeers, Iwan Setiawan menyampaikan data terkait industri makanan dan minuman di Indonesia. Menurutnya, di tengah menyusutnya kelas menengah, diferensiasi dapat diciptakan melalui produk premium yang menawarkan pengalaman dan layanan unggul, sementara banyak kompetitor fokus pada segmen harga rendah.
Ia menyoroti tren pelanggan yang semakin sensitif terhadap harga, dengan 46% responden riset memilih belanja daring demi harga lebih murah. Selain itu, penurunan Consumer Price Index (CPI) makanan sebesar 9,2% dari 2023 ke 2024 menjadi indikator penting bagi pelaku industri untuk menyesuaikan strategi.
“Mindset masyarakat memang cenderung memilih harga yang lebih murah, namun dengan syarat apabila produk-produk yang ditawarkan sama-sama tidak memiliki diferensiasi yang jelas,” tutur Iwan.
Iwan juga menambahkan bahwa terdapat banyak strategi untuk memasarkan produk makanan dan minuman, sehingga optimisasi pengeluaran pemasaran perlu disesuaikan dengan berbagai situasi dan kondisi.
Selain itu, juga ada paparan dari Marthani, COO of MarkPlus Institute yang memberikan insight terkait mengembangkan potensi Gen Z di lingkungan pekerjaan.
Marthani menjelaskan terkait karakteristik Gen Z, mulai dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Gen Z hingga cara menciptakan lingkungan kerja yang mampu membuka potensi Gen Z, seperti berkomunikasi secara egaliter dan bersikap transparan akan apa yang terjadi.
Melalui acara Industry Outlook ini, MCorp menegaskan perannya sebagai perusahaan konsultan pemasaran terkemuka di Indonesia yang siap membantu perusahaan makanan dan minuman menghadapi dinamika industri yang terus berubah.
Ke depan, MCorp akan merilis rangkaian insight tematik, lokakarya, dan klinik strategi untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan berbasis data.
MCorp dan GAPMMI Bahas Strategi Hadapi Dinamika Industri Makanan dan Minuman Indonesia
