Bogor, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Khairil Anwar, M.Si. dikukuhkan menjadi profesor riset dalam bidang tanah, agroklimatologi dan hidrologi oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor, Selasa (7/12/2021). Peneliti Ahli Utama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ini merupakan profesor riset ke 625 secara nasional dan profesor riset ke 158 di Balitbangtan, Kementan.
Dalam orasi berjudul “Inovasi Teknologi Pengeloaan Air dan Hara Terpadu Lahan Rawa Berpirit Untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan,”Khairil berhasil merumuskan gagasan untuk mengatasi rendahnya produktivitas tanaman pangan di lahan rawa berpirit yang dikenal sangat masam. Lahan tersebut sebagian besar digunakan untuk pengembangan food estate Kalimantan Tengah dan lahan rawa wilayah lainnya di Indonesia.
“Rendahnya produktivitas tanaman pangan di lahan rawa berpirit utamanya terkait oksidasi senyawa pirit pada musim kemarau yang menyebabkan kemasaman tanah yang tinggi dan rendahnya ketersediaan hara serta munculnya gejala keracunan besi dan aluminium, sehingga produktivitas tanaman menurun,” tutur Khairil.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan pengelolaan hara terpadu dengan teknologi pengelolaan air spesifik lokasi disertai penggunaan varietas unggul toleran kemasaman. Namun adanya keragaman hidrologi dan sifat kimia tanah pada lahan tersebut membutuhkan teknologi dari hasil penelitian spesifik lokasi, agar mampu menyumbang peningkatan produksi tanaman pangan secara signifikan.
Saat ini, pertanian di Indonesia menghadapi tantangan yaitu penyusutan luas lahan sawah produktif akibat alih fungsi, degradasi sebagian lahan sawah intensif dan munculnya fenomena perubahan iklim seperti iklim ekstrim. Salah satu harapan dan andalan dalam peningkatan produksi pangan nasional adalah optimalisasi dan pemanfaatan lahan rawa berpirit yang luasnya 8,77 juta ha.
Khairil menerangkan bahwa lahan rawa tersebut merupakan lahan yang memiliki lapisan pirit (FeS2) pada kedalaman 0-100 cm, yang biasa disebut sebagai lahan sulfat masam. Bila lahan tersebut dikelola dengan baik, mampu menghasilkan 4,8-6,6 ton/ha gabah; 5,5-10,0 ton/ha jagung pipilan kering; dan 1,8-3,1 ton/ha biji kering kedelai.
Lahan rawa berpirit, terangnya, berada di kawasan rawa pasang surut dan sebagian kecil di rawa lebak, tersebar di beberapa provinsi di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Lahan rawa berpirit yang sudah dibuka diperkirakan sekitar 2,4 juta hektare, dan akan terus bertambah luas.
Khairil menuturkan bahwa lahan tersebut pada umumnya dimanfaatkan untuk tanaman pangan, namun pengelolaan dan produktivitasnya belum optimal. Rata-rata produktivitas dengan teknologi petani adalah sebesar 2,0 ton gabah/ha, 3,4 ton pipilan kering jagung/ha dan 0,8 ton biji kering kedelai/ha.
Melalui serangkaian penelitian yang ditekuni selama 37 tahun dan pengalaman kaji terap yang Khairil laksanakan pada demfram dengan berbagai kondisi hidrologi dan tanah, serta survei-survei keragaan tanaman pangan di berbagai lahan rawa di pulau Kalimantan dan Sumatera, Khairil berkeyakinan bahwa dengan penerapan inovasi teknologi pengelolaan air dan hara terpadu spesifik lokasi disertai penggunaan varietas toleran kemasaman berpotensi produksi tinggi akan meningkatkan produktivitas tanaman pangan.
Menurut Khairil, pembenahan tata air makro dan mikro spesifik lokasi agar gerakan air irigasi dan drainase lancar serta terkendali, merupakan kunci utama keberhasilan pengelolaan lahan rawa berpirit. Peran aktif pemerintah dalam membenahi tata air makro dan mikro, bantuan saprodi, menciptakan varietas toleran kemasaman ekstrem, dan sosialisasi hasil-hasil penelitian serta merekomendasikan dan menerapkan teknologi sesuai hasil-hasil penelitian spesifik lokasi sangat diharapkan.
Biodata Ringkas
Khairil Anwar lahir di Negara (Kalimantan Selatan) sebuah kota kecil yang berada di kawasan rawa lebak, pada 04 Juni 1960. Putra ketiga dari 6 bersaudara, dari pasangan Mursid (almarhum) dan Bastiah (almarhumah). Menikah dengan Ir. Trisnawati pada 1989 dan telah dikaruniai dua orang puteri yaitu Khairina Nadya dan Andini Rezeki dengan 4 orang cucu. Pada tahun 2016 melakukan pernikahan kedua dengan Hamdiati, dan telah dikarunia seorang putra yang bernama Bayu Rezeki.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.82/M/2017 pada 12 Desember 2017, Khairil diangkat sebagai Ahli Peneliti Utama terhitung mulai 29 Desember 2017 dalam bidang Ilmu Tanah, Agroklimatologi, dan Hidrologi dengan kajian Pengelolaan Lahan, Air dan Iklim.
Tamat pendidikan dasar di SD Negeri Baruh Kembang, Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada 1972. Pendidikan menengah diselesaikan pada 1975 sekolah SMP Negeri Negara dan pada 1979 di SMA Negeri I Banjarmasin. Pendidikan S1 bidang ilmu tanah di IPB Bogor pada 1983 dan program S2 bidang kesuburan tanah di UNPAD Bandung diselesaikan pada 1989, dengan skripsi dan tesis terkait kimia “tanah berpirit”. Program S3 selesai pada tahun 2006 di IPB Bogor dengan disertasi “Peningkatan Kualitas Tanah Sawah dan Air Buangan di Saluran Drainase pada Tanah Sulfat Masam”.
Beberapa pelatihan pernah diikuti Khairil, antara lain: metodologi penelitian pengembangan pada 1993, uji tanah dan analisis tanaman pada 1995, dan pembangunan pertanian daerah pada 2006.
Karir sebagai peneliti dimulai pada 1984 di Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Banjarmasin yang kini bernama Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Banjarbaru, dengan golongan III/a. Pada 1992 menduduki jabatan fungsional Asisten Peneliti Muda (III/b) di bidang kesuburan tanah. Pada 1994 diangkat menjadi Ajun Peneliti Muda (III/c), 1996 menjabat Ajun Peneliti Madya. Pada 1999 menduduki jabatan Peneliti Muda (III/d), dan 2006 diangkat sebagai Peneliti Madya (IV/a), pada 2009 menjabat sebagai Peneliti Madya (IV/b), dan pada 2017 diangkat sebagai Peneliti Ahli Utama (IVd).
Sebagai peneliti, yang bersangkutan telah menghasilkan 160 karya tulis ilmiah, yang dimuat dalam bagian dari buku, jurnal ilmiah, dan prosiding, 9 diantaranya dalam Bahasa Inggris. Di bidang akademis, penulis mengajar pada Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) pada 2010, membimbing disertasi mahasiswa S3 IPB pada 2010, serta membimbing mahasiswa S2 UGM pada 2019/2020.