Nurwulan Agustiani, Ahli Agronomi Balitbangtan

Di usia muda, Nurwulan Agustiani mampu menapaki jenjang  karir sebagai Kepala Divisi Agronomi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Jabatan tersebut disandangnya sejak tiga tahun lalu (2016). Wanita kelahiran Yogyakarta 26 Agustus 1984 ini juga merangkap sebagai peneliti bidang Agronomi yang dijalani sejak 2008.

Dibesarkan di Yogyakarta, Nurwulan melanjutkan jenjang pendidikan sarjana di kota Surakarta di Universitas Sebelas Maret dan memperoleh keahlian bidang agronomi pada 2006. Namun sejak 2003, Nurwulan sudah terjun bidang penelitian dengan menjadi asisten laboratorium di almamaternya dengan bidang yang berbeda-beda, yaitu laboratorium general botanica, genetika dasar, pemuliaan tanaman dasar, agronomi tanaman hias, dan laboratorium hidroponik dan vertikultur.

Pada 2007, Nurwulan menjadi penyuluh Kementerian Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta dan setahun kemudian mulai berkarir sebagai peneliti di BB Padi, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian.

Sejumlah penelitian dihasilkan Nurwulan, diantaranya pengamatan produksi beras untuk jalur Green Super Rice di Indonesia antara BB Padi dan IRRI (2010) dan penelitian mengenai perpustakaan spektral tentang pengembangan Teknologi Hyperspectral tentang Pertanian antara ERSDAC Jepang, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan BB Padi (2009-2011).

Rentang 2013-2015, Nurwulan mampu meraih gelar Master Ilmu Biologi Produksi dari Fakultas Pertanian, Universitas Ibaraki Jepang. Sepulang dari negeri Sakura, Nurwulan kembali melanjutkan rangakaian penelitian. Yaitu verifikasi teknologi Salibu di Indonesia kerjasama antara BB Padi dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat (2015-2017), penelitian  Global Yield Gap Atlas Indonesia  kerjasama antara BB Padi, Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), 15 BPTP, dan Universitas Nebraska Lincoln (UNL), AS (2017-2018).

Penelitian mengenai adaptasi perubahan iklim melalui pengembangan alat pendukung keputusan untuk memandu produksi beras tadah hujan (CCADS-RR) antara BB Padi, IRRI, BPTP Nusa Tenggara Barat, BPTP Jawa Tengah, BPTP Jawa Timur, BPTP Sumatera Utara, dan BPTP Sulawesi Selatan (2015-sekarang)

Penelitian mengenai pengaruh teknologi pipa-pipa terhadap peningkatan produksi padi di lahan irigasi kerjasama antara Kyowa Ketsetsu Kogyo, Jepang, Institut Pertanian Bogor, dan BB Padi (2017- sekarang). Serta penelitian mengenai optimalisasi produktivitas padi di daerah rawa dan dataran Tinggi untuk mendukung ketahanan pangan Nasional (BB Padi, 2018-sekarang). Juga meneliti Demofarm #SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) proyek di bawah Badan Litbang Pertanian dengan target tahun ini.

You May Also Like

More From Author