Penanggulangan Bencana Memerlukan Kolaborasi dan Inovasi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penanggulangan bencana sangat komplek, multi dimensional, multi stakeholder, dan multi disiplin ilmu, sehingga penanganannya memerlukan berkolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Penanggulangan bencana juga memerlukan terobosan dan inovasi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan bencana ke depan tidak semakin berkurang, intensitas maupun frekuensinya akan semakin meningkat. Beberapa hal yang perlu disoroti antara lain perubahan iklim yang sudah menjadi perhatian seluruh dunia. Selain itu, ada jutaan masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana yang harus diperhatikan.

“Yang menjadi target dan sasaran kita, apabila terjadi bencana maka dampaknya bisa dikurangi seminimal mungkin. Maka perlu ada upaya yang komprehensif mulai dari mitigasi, membangun kesiapsiagaan, membangun kapasitas, serta memberikan tanggap darurat secara cepat dan tepat, kemudian melaksanakan pemulihan secara cepat,” kata Willem pada acara konferensi pers Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2018 di Auditorium Gedung II BPPT, Jakarta pada Selasa (17/7/2018).

Untuk melaksanakan itu, lanjut Willem, tidak mungkin dilakukan dengan cara-cara business as usual atau dengan alat-alat biasa, tetapi membutuhkan terobosan dan inovasi. KTN 2018 ini merupakan forum yang bagus untuk menyampaikan bahwa Research and Development (R&D) sangat diperlukan untuk penanggulangan bencana, terutama dalam pengurangan risiko bencana.

“Karena itu kita harus punya R&D yang kuat dan terarah. Sementara ini, saya melihat Indonesia memiliki potensi riset yang bagus tapi tersebar dimana-mana. Dalam forum ini, saya minta bagaimana caranya agar ada wadah yang jelas sehingga kita bisa berkolaborasi,” ungkapnya.

Menurut Willem, agar hasil riset betul-betul bermanfaat maka user atau pengguna harus dilibatkan dari awal, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai uji cobanya. Private sector juga diperlukan untuk memasarkan dan mempromosikan hasil-hasil riset. Dengan demikian, tujuan kita untuk membangun industri penanggulangan bencana bisa tercapai.

“Indonesia adalah negara rawan bencana dan sering dikatakan sebagai laboratorium bencana, tapi dibalik itu ada peluang yang besar. tantangannya, bagaimana penanggulangan bencana bisa juga menumbuhkan pertumbuhan perekonomian,” lanjutnya.

BNPB telah melakukan kerjasama riset dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam membuat landslide early warning system. Selain itu ada Teknologi Modifikasi Cuaca atau cloud seeding (penyemaian awan) yang dilakukan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). “Kalau dulu kita membuat cloud seeding asal menurunkan hujan, tapi sekarang ini kita bisa menetapkan hujannya dimana,” terang Willem.

Untuk mewujudkan Indonesia tangguh menghadapi bencana, ungkap Willem, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, kita harus memiliki kapasitas termasuk kapasitas dalam bidang teknologi. Selanjutnya, harus ada kolaborasi kerjasama antar semua stakeholder dan awareness masyarakat harus terbangun.

“Yang terpenting adalah bagaimana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di 34 provinsi dan 514 kab/kota memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai. Apabila terjadi bencana mereka bisa mengatasi dan bisa melakukan mitigasi bencana secara efektif,” pungkasnya

Pada KTN 2018, diluncurkan Buku Outlook Teknologi Kebencanaan yang memuat pandangan terkait 4 jenis bencana yaitu gempa dan tsunami, longsor, banjir, serta kebakaran hutan dan lahan. Buku ini berisi roadmap teknologi dalam pelaksanaan mitigasi sampai penanggulangan bencana. Outlook Teknologi Kebencanaan berusaha memetakan supply and demand, serta apa saja teknologi yang dibutuhkan di dalam penanggulangan bencana.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author