TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menandatangani kesepakatan penting dalam pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi.
Penandatanganan yang berlangsung Senin (17/2) di Gedung 124 KST BJ Habibie Serpong ini merupakan bagian dari program Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) JICA, yang bertujuan untuk mengatasi tantangan global melalui penelitian bersama antarnegara.
Kepala ORKM BRIN, Ocky Karna Radjasa, mengapresiasi langkah ini sebagai bentuk komitmen bersama dalam mengembangkan sistem peringatan dini yang lebih efektif untuk mengurangi dampak bencana alam di Indonesia.
Menurut Ocky, bencana adalah salah satu dari sembilan prioritas riset yang menjadi fokus utama pemerintah Indonesia, dan kerja sama dengan JICA diharapkan dapat menghasilkan riset yang memberikan dampak signifikan, terutama bagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang berperan penting dalam sistem peringatan dini gempa bumi.
Ocky menjelaskan bahwa konsep kerja sama ini adalah matching fund, yang memungkinkan kedua belah pihak, Indonesia dan Jepang, untuk saling mendukung dalam menghasilkan hasil riset yang bermanfaat.
“Harapannya, sistem yang dikembangkan bisa diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh berbagai instansi terkait, termasuk BMKG,” ujar Ocky.
Chief Representative dari JICA Indonesia, Takeda Sachiko menyampaikan bahwa Jepang dan Indonesia memiliki kesamaan dalam hal jenis bencana alam, khususnya gempa bumi. Jepang, sebagai negara yang sering dilanda gempa, memiliki pengalaman berharga dalam penanggulangan bencana yang dapat dipelajari oleh Indonesia.
Takeda menambahkan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan ketepatan sistem peringatan dini gempa bumi, yang tidak hanya bertujuan untuk memberikan peringatan tepat waktu, tetapi juga meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap gempa.
Sebelumnya, JICA bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah meluncurkan Disaster Prevention Information System (DPIS) yang menyebarkan informasi bencana kepada masyarakat secara luas.
Takeda berharap, melalui proyek ini, sistem peringatan dini gempa bumi akan terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia.
“Saya pikir, hasil dari proyek-proyek sebelumnya sangat berharga dan harus dimanfaatkan dan ditingkatkan lebih lanjut dalam kegiatan penelitian ini. Saya berharap kolaborasi erat dengan kementerian terkait juga harus diperkuat,” beber Takeda.
Dia berharap kegiatan penelitian ini dapat terus dikembangkan melalui upaya kolaboratif dengan berbagai stakeholder.
“Saya berharap kolaborasi dengan masyarakat lokal akan berjalan lancar. JICA akan selalu senang mendukung dan menyaksikan bagaimana sistem peringatan dini yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dikembangkan melalui upaya kolaboratif dan penelitian lintas kementerian-lembaga-universitas, masyarakat lokal, sekolah, dan bahkan sektor swasta,” harap Takeda.
Sementara itu, Principal Investigator Indonesia sekaligus Perekayasa Ahli Utama BRIN, Andi Eka Sakya mengatakan kegiatan SATREPS E2E EEWRS ini akan berjalan selama lima tahun dimulai dari tahun 2025 hingga 2030 dan ditujukan untuk mendukung program pengembangan Indonesia Earthquake Early Warning System (InaEEWS), serta akan diujicobakan di Provinsi Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Proyek ini, lanjut Andi, akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang mewakili Indonesia dan Jepang.
“Akan ada lebih dari 100 peneliti dari 16 lembaga, universitas, dan perusahaan swasta di Indonesia mengambil bagian dalam program penelitian ini. Sementara itu, mitra dari Jepang terdiri dari para peneliti dari tujuh lembaga penelitian dan universitas kelas dunia,” beber Andi.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, hasil pengembangan E2E EEWRS ini diharapkan dapat menjadi bagian terintegrasi dalam rangka upaya penguatan dan pengembangan operasionalisasi Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami secara nasional.
Ruang lingkup hulu ke hilir yang dimaksud mengindikasikan bahwa program penelitian ini tidak hanya berfokus untuk menghasilkan informasi peringatan dini gempa bumi yang cepat, tepat, dan akurat.
Namun, terlebih bagi masyarakat yang berpotensi terpapar gempa bumi daya rusak gempa dapat dipahami dan mengantar pada tindak-keputusan dan tanggap yang tepat.
“Penandatanganan Record of Discussion (R/D) and Collaborative Research Agreement (CRA) ini menandai dimulainya kegiatan bersama kita untuk mewujudkan suatu sistem peringatan dini dan tanggap bencana gempa bumi yang secara operasional akan bermanfaat, yaitu memberikan informasi peringatan dini gempa bumi yang tepat waktu, akurat, dan benar. Lebih dari itu, masyarakat yang berpotensi terkena dampak akan menjadi lebih terinformasi, lebih siap untuk memberikan tanggapan yang tepat, dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan antisipatif,” jelas Andi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN, Adrin Tohari menegaskan bahwa kegiatan riset ini sangat berkaitan dengan tugas utama PRKG dalam kebencanaan geologi.
Adrin memastikan bahwa para peneliti dari PRKG akan terlibat aktif dalam proyek ini. Dia juga menyoroti pentingnya diseminasi informasi yang tepat kepada masyarakat agar mereka bisa bertindak dengan benar saat gempa terjadi.
“Seringkali, informasi yang beredar saat terjadi gempa tidak akurat. Melalui diseminasi yang tepat, masyarakat bisa mengetahui seberapa besar dampak bahaya gempa bumi dan ke mana harus mencari informasi yang valid untuk mendukung upaya pengurangan risiko secara tepat,” ujar Adrin.
Dengan adanya kolaborasi ini, Indonesia diharapkan dapat memiliki sistem peringatan dini yang lebih efektif dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi.
“Selain itu, proyek ini juga menjadi contoh betapa pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi masalah global, khususnya dalam bidang kebencanaan yang berdampak langsung pada kehidupan manusia.” pungkas Adrin. (Sumber: brin.go.id)
BRIN dan JICA Sepakat Kembangkan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi
