Satgas Gabungan Diperkuat, Pemadaman Karhutla di Kalteng Masih Terkendali

TechnologyIndonesia.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus berjalan secara terkoordinasi dan menyeluruh.

Satgas darat telah dibentuk oleh provinsi, kabupaten, dan kota, yang merupakan gabungan dari berbagai unsur BPBD, relawan, masyarakat peduli api, Manggala Agni, TNI, dan Polri. Semua pihak bersinergi untuk melakukan pemadaman langsung di lapangan.

Sebagai bagian dari penguatan sistem komando dan pengawasan di lapangan, Kepala BNPB menyampaikan bahwa saat ini telah berdiri 77 pos pantau di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.

“Kami terus memantau eskalasi karhutla. Jika situasi meningkat, kami akan bentuk satuan tugas khusus seperti di Riau, di mana setiap kabupaten dan kota diperkuat oleh 100 tentara dan 100 polisi,” ujar Kepala BNPB saat rapat koordinasi di Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah pada Kamis (7/8/2025).

“Di Kalimantan Barat juga sudah terbentuk satgas Babinsa dan Bhabinkamtibmas masing-masing sebanyak 50 personel,” imbuhnya.

Meskipun kondisi di Kalteng saat ini tergolong relatif aman, BNPB tidak lengah. Langkah mitigasi tetap dilakukan secara paralel, termasuk melalui pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

“Kami siagakan satu pesawat jenis Thrush untuk OMC. Sudah dua hari berjalan dan berhasil menurunkan hujan. Hari ini juga kami laksanakan, semoga nanti malam turun hujan kembali,” lanjutnya.

Kepala BNPB juga menekankan pentingnya pemadaman dari udara untuk menjangkau wilayah yang tidak bisa diakses tim darat. Dua unit helikopter water bombing telah disiagakan guna mendukung operasi.

“Ini akan kami evaluasi terus. Jika kurang, akan kami tambah. Prinsipnya, apabila ada titik api, masyarakat atau petugas dapat segera menghubungi posko, apakah perlu ditangani dengan OMC, helikopter, atau langsung oleh satgas darat. Namun dari sisi efektivitas dan efisiensi, satgas darat tetap yang paling optimal,” ujar Suharyanto.

Selain mobilisasi personel dan udara, BNPB juga memperhatikan aspek ketersediaan air di lapangan. Ini penting mengingat beberapa titik rawan tidak memiliki sumber air alami. Karena itu, satgas darat telah dibekali peralatan modern berupa flexible tank berkapasitas sekitar 5 ton.

“Tangki fleksibel ini berfungsi seperti kolam kecil yang bisa diisi dari sungai, pompa, atau bahkan dari helikopter water bombing. Dari situ, air disalurkan melalui selang oleh dua petugas, satu mengatur pompa, satu mengarahkan semprotan. Air bisa habis, lalu langsung diisi kembali dari helikopter,” jelasnya.

Lebih jauh, Letjen Suharyanto menyoroti pentingnya fokus nasional terhadap enam provinsi yang menjadi prioritas dalam pengendalian karhutla.

“Wilayah prioritas adalah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Kenapa enam ini? Karena semuanya lahan gambut. Tantangannya besar, api tidak langsung padam walau disiram air,” ujar Suharyanto.

“Berbeda dengan kebakaran di Nusa Tenggara Timur, misalnya, meski area terbakar lebih luas, karena bukan gambut, begitu hujan langsung padam. Di sini, tidak bisa. Harus masuk satgas darat, selang, dan alat,” tegasnya.

Untuk memastikan semua upaya berjalan optimal, BNPB bersama seluruh jajaran di daerah terus berkomitmen menjaga kondisi tetap terkendali. Penguatan sumber daya, baik manusia maupun teknologi, akan terus dilakukan apabila kondisi lapangan menuntut peningkatan kapasitas.

Apel Kesiapsiagaan Karhutla

Untuk memperkuat kesiapsiagaan lintas sektor, Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, bersama Kepala BNPB mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq memimpin Apel Gelar Personel dan Sarana Prasarana Penanggulangan Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025.

Jumlah peserta apel sebanyak 1.200 orang, terdiri dari berbagai unsur seperti TNI (4 pleton), Polri (4 pleton), perwakilan OPD, BPBD, Pertamina, Dinas Kehutanan, Dinas Sosial (Tagana), Pramuka, GAPKI, APHI, UPT/KLH, Tim Kesehatan, Manggala Agni, DAD Kalteng, dan Satpol PP.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB menyebutkan bahwa dua helikopter patroli telah disiagakan dan akan berada di bawah kendali Gubernur Kalimantan Tengah hingga musim hujan tiba, sekitar akhir September. Untuk mendukung penanggulangan dari udara, helikopter water bombing juga dikerahkan.

“Ini tentu dievaluasi terus. Apabila kurang, ditambah,” pungkas Letjen Suharyanto.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author