Pos Pengamatan Terdampak Erupsi, Petugas PGA Lewotobi Laki-Laki Lakukan Pengamatan dari Kapel

TechnologyIndonesia.id – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terus terjadi dan menimbulkan kerusakan pemukiman penduduk maupun infrastruktur lainnya. Tak terkecuali, Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berjarak sekitar 7 Km dari pusat kawah.

Kerusakan Pos PGA tersebut menyebabkan dilakukannya evakuasi mandiri petugas pengamatan dengan membawa serta peralatannya ke tempat yang lebih aman, yakni sebuah kapel yang berjarak 8 km dari pusat erupsi.

“Pada tanggal 3-4 November malam, pos pengamatan merasakan getaran akibat gempa vukanik hingga merusak pintu kamar mandi, abu vulkanik juga sudah memasuki pos pengamatan pada 3 hari yang lalu (8 November 2024),” terang Kepala PVMBG Hadi Wijaya dari lokasi terdampak erupsi, Senin (11/11/2024).

“Abu vulkanik sudah menyebar hingga mencapai 8-10 kilometer, debu yang masuk semakin tebal bahkan pasir dan kerikil terlontar sudah mengenai pos pengamatan, itu menyebabkan teman-teman mengungsi di sebuah kapel yang berjarak 8 km atau batas radius yang direkomendasikan,” imbuh Hadi.

Hadi mengungkapkan, saat meninggalkan pos teman-teman juga membawa serta laptop dan alat-alat lainnya terkait dengan pekerjaan mereka melakukan pengamatan.

“Saat mengevakuasi mandiri, meninggalkan pos, teman-teman membawa serta laptop-laptop mereka yang terhubung dengan peralatan instrumental pengamatan sementara untuk pengamatan secara visual tetap dapat dilakukan karena masih dekat dalam radius 8 km,” tutur Hadi.

Hadi berharap pemantauan aktivitas vulkanik dapat terus dilakukan mengingat pentingnya informasi yang dihasilkan untuk memitigasi bencana.

Pasca terjadinya erupsi, Tim Badan Geologi bersama Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah bertolak menuju lokasi bencana sejak hari pertama erupsi menggunakan pesawat khusus dan speedboat menuju ke lokasi bencana pada 4 November 2024 sore.

“Perjalanan menuju lokasi memang tidak mudah karena semua penerbangan ditutup karena itu kita menggunakan pesawat khusus hingga mencapai Lembata dan kemudian dilanjutkan menggunakan speedboat menuju Larantuka dan ini merupakan perjalanan yang perlu perjuangan,” ujar Hadi.

Pada hari pertama erupsi pada Senin pagi, terangnya, Tim Balai Pemantauan Gunung Api wilayah Nusa Tenggara bertolak dari Ende ke lokasi yang memerlukan waktu tempuh 9 jam perjalanan darat.

“Tim juga melakukan sosialisasi dan penguatan serta motivasi di tiga pos pengungsian, pertama di Desa Lewolaga Kecamatan Tithena, di Bokang Wolomatang dan di pos pengungsi di Konga,” lanjut Hadi.

Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan gunung berapi kembar aktif yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung Lewotobi mempunyai dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1584 m di atas muka laut dan Gunung Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1703m di selatan.

Gunung ini merupakan salah satu gunungapi strato bertipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Potensi bahaya yang mungkin timbul adalah banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author