LIPI Usulkan Ekohidrologi Untuk Antisipasi Dampak Kekeringan Tahun ini

Jakarta – Ekohidrologi diusulkan diaplikasikan untuk mengurangi dampak kekeringan yang capai puncaknya Agustus-September mendatang. Hal itu diungkapkan Rachmat Fajar Lubis, peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dalam Media Briefing “Pola Hidup Bersih: Aplikasi Ekohidrologi untuk Ketersediaan Air Bersih yang Berkelanjutan di Indonesia”, di Jakarta, Jumat (25/05/2018).  

“Aplikasi konsep dan teknologi ini telah dilakukan pada beberapa wilayah di Indonesia dengan hasil pengurangan dampak kekeringan yang nyata,” katanya.

Fajar menambahkan dalam upaya pengelolaan sumber daya air terpadu, konsep ekohidrologi meliputi informasi dasar ekologi-potensi sumber daya air, aplikasi teknologi yang tepat guna serta ramah lingkungan lokal dan berbasiskan partisipasi masyarakat.

Ignasius Dwi Sutapa, Peneliti dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI, menekankan konsep ekohidrologi sebagai solusi. Ekohidrologi merupakan pendekatan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu yang menawarkan pendekatan pembangunan berkelanjutan dalam memahami lingkungan dan sistem sumber daya air melalui pemahaman interdepensi proses dan komponen siklus hidrologi di ekosistem darat dan perairan. “Pendekatan ekohidrologi mampu meningkatkan kualitas sumber daya air dengan mempertimbangkan unsur ekologi, hidrologi, ekoteknologi dan budaya”, ujarnya.

Prinsip ekologi adalah terkait peningkatan kapasitas penyerapan dari ekosistem. Prinsip hidrologi sebagai kerangka kerja untuk proses kuantifikasi. Prinsip ekoteknologi dalam penggunaan properti ekosistem sebagai alat manajemen. Sedangkan prinsip budaya untuk meningkatkan hubungan yang dinamis antara sistem hidrologi, sosial, dan ekologi.

Masalah yang terjadi saat ini, lanjut Ignatius, rendahnya akses terhadap air dan sanitasi bersih yang kerap  berujung munculnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan air. Selain itu, faktor lainnya adalah banjir dan kekeringan yang kerap melanda kawasan tersebut.

Herry Yogaswara, Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, memaparkan penelitian mengenai kemampuan masyarakat untuk menyediakan air bersih dengan cara mengkonservasi ekosistem tertentu dengan nilai-nilai tradisional. Contohnya saja, konsep-konsep tradisional seperti hutan larangan, lubuk larangan, sirah cai (mata air) dan berbagai konsep lainnya. “Nilai-nilai tersebut bukan hanya bersifat mitos dan supra-natural, melainkan hidup dalam keseharian,” ujarnya.      

You May Also Like

More From Author