TechnologyIndonesia.id – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria meninjau langsung lokasi pascabencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, pada Minggu (21/12/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil riset dan inovasi BRIN benar-benar berfungsi optimal serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat terdampak bencana.
Salah satu fokus utama peninjauan tersebut adalah memastikan operasional Arsinum (Air Siap Minum), teknologi penyediaan air bersih yang telah dikerahkan BRIN di wilayah terdampak. Kehadiran Arsinum menjadi solusi cepat dan krusial di tengah keterbatasan infrastruktur pascabencana, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih dan air layak minum.
Selain memastikan Arsinum beroperasi dengan baik, Arif Satria juga meninjau kesiapan tim kesehatan serta tim survei dan pemetaan yang bertugas di lokasi bencana. Ia memastikan seluruh tim berada dalam kondisi baik dan menjalankan tugas secara maksimal demi mendukung proses penanganan dan pemulihan wilayah terdampak.
Dalam upaya penanganan bencana ini, BRIN juga mengerahkan teknologi drone Ground Penetration Radar (GPR). Teknologi mutakhir tersebut mampu mendeteksi objek hingga kedalaman 100 meter di bawah permukaan tanah, sehingga sangat membantu dalam proses pencarian korban, pemetaan kondisi tanah, serta mendukung rekonstruksi di wilayah rawan longsor.
“Hari ini saya meninjau lokasi bencana di Kabupaten Aceh Tamiang untuk memastikan Arsinum dan juga drone penetration radar telah beroperasi dengan baik. Riset dan inovasi harus hadir saat dibutuhkan, terutama pada masa-masa genting pascabencana, karena kebermanfaatan yang nyata adalah yang langsung dirasakan masyarakat,” ujar Arif Satria dikutip dari laman brin.go.id pada Senin (22/12/2025).
Menurutnya, pemanfaatan teknologi berbasis riset merupakan bagian penting dalam mempercepat penanganan bencana. Inovasi tidak boleh berhenti di laboratorium, tetapi harus mampu menjawab kebutuhan riil di lapangan, mulai dari penyediaan air bersih, dukungan evakuasi, hingga pemulihan infrastruktur.
Arif Satria menegaskan bahwa kehadiran BRIN di lokasi bencana merupakan wujud tanggung jawab lembaga riset nasional untuk mendukung upaya kemanusiaan berbasis sains dan teknologi. Dengan pendekatan tersebut, penanganan bencana diharapkan menjadi lebih cepat, tepat, dan berbasis data.
Saat ini, BRIN telah menyiapkan tiga unit Arsinum, dengan dua unit dioperasikan di Kabupaten Aceh Tamiang dan satu unit lainnya akan ditempatkan di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Penempatan ini disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan serta tingkat urgensi wilayah terdampak bencana.
Melalui langkah ini, BRIN berharap hasil riset dan inovasi nasional dapat terus hadir sebagai solusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam situasi darurat. Kehadiran teknologi Arsinum dan drone GPR menjadi bukti bahwa sains dan inovasi mampu berkontribusi langsung dalam melindungi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat pascabencana. (Sumber: brin.go.id)
Kepala BRIN Pastikan Teknologi Arsinum Berfungsi Optimal untuk Warga Terdampak Bencana di Sumatra
