Hujan Guyur Dumai, Operasi TMC di Riau Akan Diperluas Hingga Jambi

Riau – Operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) di Riau berhasil turunkan hujan di Dumai, tepatnya di Kelurahan Batu Teritip yang berbatasan dengan Rokan Hilir dan Padang Sidempuan, Sumatera Utara pada Rabu (18/9/2019).

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, menuturkan keberhasilan tersebut merupakan hasil sinergi antar pihak, yang merupakan tindak lanjut dari Ratas penanganan Karhutla yang digelar Presiden Joko Widodo Senin malam kemarin, (16/09).

Hammam kemudian mengatakan Posko Riau yang berbasis di  Lanud Rusmin Noerjadin akan diperluas wilayah kerjanya hingga Provinsi Jambi yang juga terkena bencana kabut asap akibat karhutla .  

Hammam juga mengingatkan bahwa penanggulangan Karhutla harus dilakukan secara sistemik. “Baik dari udara dengan modifikasi cuaca, dan dari darat dengan mengerahkan tim . Termasuk dibangun sistem membuka lahan  dengan menggunakan senyawa hayati Biopeat inovasi BPPT, yang meningkatkan PH lahan gambut. Tidak dibakar. BPPT punya teknologinya,” tegasnya.

Lebih lanjut diungkap Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengutarakan, hujan terjadi pada sore hari menjelang malam, setelah kami melakukan penyemaian di dua wilayah sepanjang Rabu dengan mengerahkan dua armada pesawat sekaligus. 

Bahan Semai TMC Karhutla Riau

“Yaitu satu pesawat untuk di Dumai, Rokan Hilir dan Padang Sidempuan, dan satu pesawat lain untuk wilayah Kampar dan Rokan Hulu,” ujar pria yang biasa disapa Seto di Riau, Kamis, (19/09/2019).

Pada penerbangan pertama diungkap Seto, pesawat TNI AU Hercules  C 130  mengangkut sekitar 2.400 kg NaCL untuk operasi penyemaian  di Dumai, Rokan Hilir dan Padang Sidempuan. Sedangkan pada penerbangan kedua, mengerahkan pesawat Cassa 212-200 dengan mengangkut bahan semai sekitar 800 kg dengan area penyemaian di Kampar dan Rokan Hulu. “Total volume air pada Rabu, 18 September 2019 tercatat mencapai 3,5 juta M3,” ujarnya .  

Operasi TMC penanggulangan Karhutla di Riau telah dilaksanakan selama 160 hari dengan melakukan 134 sorti penerbangan penyemaian awan. Total volume air hujan yang dihasilkan selama operasi berlangsung lebih dari  700 juta M3. 

“Tingkat kesulitan tebalnya kabut asap yang capai ketinggian 7000-8000 feet  dan terbentuknya lapisan awan di ketinggian 14000-15000 feet yang menyulitkan sinar matahari masuk menembus ke permukaan bumi sehingga awan konvektif sulit tumbuh. Potensi awan di wilayah Riau sekitarnya diperkirakan akan membaik dalam waktu 2-4 hari mendatang,” papar Samba Wirahma, Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT wilayah Riau. 

Rapat Koordinasi Tim TMC Karhutla Riau

Samba mengatakan operasi TMC di Riau menambahkan bahan penyemai kapur tohor (CaO). “Sekitar 30 ton kapur tohor dikirim dari Jakarta,” ungkapnya.   Posko Riau diperkuat pos pemantauan meteorologi (Posmet)  di Dumai dan Pelalawan, dengan jumlah personil 10 orang dari BBTMC-BPPT, satu  orang dari BMKG,  13 orang (kru pesawat Hercules C 130 dengan no reg A-1328 dari Skuadron 31 Halim Perdana Kusumah), dan 12 orang (kru Cassa 212-200 no reg A-2108 dari Skuadron 4 Malang)

You May Also Like

More From Author