TechnologyIndonesia.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengapresiasi para pegawai di lingkungan BNPB atas capaian yang telah berhasil digapai BNPB selama 16 tahun.
Keberhasilan BNPB dalam mendapatkan bermacam-macam penghargaan maupun capaian kinerja dalam penanganan bencana tidak luput dari kerja keras seluruh pegawai yang ada saat ini maupun pegawai yang telah terlibat sejak berdirinya BNPB pada 26 Januari 2008.
“Capaian yang sudah dicapai ini bukan karena saya, semua adalah kerja kita semua, dari mulai pimpinan, pegawai sampai tukang bersih – bersih di toilet menjadi satu kesatuan utuh, karena itu dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan dukungna yang telah diberikan, sehingga sampai saat ini BNPB dapat dibanggakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Suharyanto
“Kalian bekerja ngetik satu surat di kantor pusat atau di sini (Sentul) itu sangat berarti bagi keseluruhan BNPB,” imbuhnya dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke 16 BNPB di Gedung INA DRTG Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (27/1/2024).
Suharyanto yang menjabat sebagai Kepala BNPB sejak November 2021, tak lupa memberikan apresiasi pada Kepala BNPB sebelumnya yang selalu memberikan kesan baik dan terbaik dalam penanganan bencana.
Kepala BNPB yang pertama periode 2008 sampai 2015 yaitu Mayjen TNI Purnawirawan Syamsul Maarif dan jajarannya telah membesarkan BNPB mulai dari bayi, belajar berjalan, hingga bisa berlari dan dikenal masyarakat.
“Yang kedua, Kepala BNPB Laksamana Muda TNI Purnawirawan Willem Rampangilei pada periode 2015 hingga 2019, di masa beliau mengatasi krisis bencana yang paling kompleks pada saat gempa tsunami dan likuifaksi Palu terjadi tahun 2018, salah satu bencana yang sangat besar dan fenomenal,” kata Suharyanto.
Ketiga, Letjen TNI Purnawirawan Almarhum Doni Monardo kepala BNPB periode 2019 hingga 2021 menjadi Panglima Penanggulangan badai Covid-19, suatu krisis multidimensi yang mungkin belum pernah ada sebelumnya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.
“Yang keempat, Kepala BNPB periode 2021 Letjen TNI Purnawiran Ganip Warsito pada saat puncak kasus Covid varian Deta terjadi,” lanjutnya.
Capaian BNPB Tahun 2023
Beberapa capaian BNPB pada 2023 antara lain, opini wajar tanpa pengecualian yang ke 12 kalinya dan penghargaan atas pengelolaan keuangan yang dianggap baik oleh Menteri Keuangan. Kemudian, naiknya Indikator Reformasi Birokrasi dari 64,01 menjadi 77,12 yang mendorong kenaikan tunjangan kinerja BNPB dari 70 menjadi 80 persen.
BNPB juga berhasil menyabet beberapa penghargaan seperti Herudi Technical Committee Award atas peran dalam komite teknis pembinaan dan pengembangan standar nasional Indonesia. Berikutnya penghargaan Indeks Maturitas Tata Kelola Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian dari Badan Standarisasi Nasional (BSN).
BNPB menerima apresiasi Anugerah Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk kategori edukasi dan literasi kebencanaan. Terakhir, menerima penghargaan atas pengarusutamaan gender dalam kebencanaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Pada tingkat internasional, BNPB turut mengirimkan bantuan kemanusiaan internasional ke beberapa negara sahabat yang alami bencana berupa bantuan pangan dan non-pangan, personil dan juga dukungan pendanaaan. BNPB juga sukses menyenggarakan Latihan gabungan ASEAN ARDEX 2023.
Capaian dalam hal penanggulangan bencana di tahun 2023 yaitu dengan menurunnya jumlah lahan dan hutan yang terbakar, setelah upaya pencegahan yang dilakukan lebih cepat dan kolaborasi seluruh pihak.
“Paling bisa kita banggakan adalah penanganan kebakaran hutan dan lahan. El Nino tahun 2015 seluas 2,6 juta hektare yang terbakar, tahun 2019 seluas 1,6 juta hektare dan tahun 2023 seluas 600 ribu hektare, bedanya 1 juta hektare. Tahun 2023 tidak ada asap yang menyeberang ke negara tetangga,” ungkap Suharyanto.
“Kuncinya kolaborasi dan pencegahan. Kita lebih cepat duluan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, justru El Nino tahun 2023 lebih besar dari tahun 2019 tapi dampaknya lebih besar di tahun 2019. Alutsista dan biaya yang dikeluarkan pada tahun 2023 relative lebih kecil dibandingkan tahun 2019,” tambahnya.
Tantangan Masih Panjang
Dengan semakin bertambahnya usia dan bertambahnya kemampuan personel, banyak harapan yang disematkan dipundak BNPB.
“Di usia 16 tahun ini BNPB sudah harus menjadi institusi yang tangguh, kokoh dan kuat. Usia 16 ini dengan segala kekurangan dan kelemahan pasti BNPB sudah bisa melaksanakan tugas-tugas terkait penanggulangan bencana,” ucap Suharyanto.
“Tantangan ke depan masih panjang, masih berat. Awal tahun ini sudah di mana mana banjir, kita harus bersatu padu lagi, harus lebih cepat datang. Vulkanologi di akhir tahun 2023 banyak yang aktif, sekarang yang paling diwaspadai betul itu gunung lewetobi laki laki karena statusnya awas. Ada 6 ribu orang pengungsi di situ, tertahan berminggu-minggu, sebelumnya Deputi 5 sudah ke sana, nanti saya langsung ke sana,” ujar Suharyanto.
Untuk mengantisipasi potensi dan dampak bencana di masa datang, BNPB bertekad untuk terus berupaya meningkatkan sistem peringatan dini multi ancaman bencana.
“Ke depan akan semakin baik dengan peringatan dini, pencegahannya. BNPB terus meningkatkan progam peringatan dini untuk bencana tsunami, kemudian akan berlanjut ke bencana-bencana lainnya,” pungkasnya.