Asisten Deputi Iptek Kementerian Risetk dan Teknologi Pariatmono mengatakan Indonesia yang rentan bencana bisa menjadi peluang untuk menghasilkan riset-riset penanggulangan bencana.
“Jangan sampai pusat riset vulkanologi berada di Singapura. Padahal mereka tidak punya gunung berapi,” kata Pariatmono pada diskusi Mitigasi Bencana Daerah Aliran Sungai yang diselenggarakan Mapiptek bekerja sama dengan mtranya di Bogor, pekan lalu.
Pariatmno juga menyayangkan kebanyakan penelitian yang dilakukan peneliti Indonesia berhenti hanya pada tahap modeling. “Jarang sekali yang hasil penelitiannya bisa digunakan langsung oleh masyarakat luas,” tutur Pariatmono.
Meski demikian lanjutnya bukan berarti peneliti di negeri ini tidak beruat banyak Pariatmono mengungkapkan inovasi pada bidang kebencanaan yang menghasilkan teknologi sudah ada namun jumlahnya masih sangat kurang.
Sampai saat ini ia mengamati teknologi mitigasi bencana yang telah dihasilkan yaitu peralatan pengendus (sensing devices), Seismometer, Akselerometer, Tide gauges, dll. Selain itu ada peralatan kedaruratan tenda, kantong mayat serta makanan tahan lama dan bergizi tinggi dan telah berjasil membuat jembatan darurat/ Bailey.
Kurangnya tekonologi karya anak bangsa sendiri itu menurut Pariatmono dengan sendirinya akan teratasi jika negara Indonesia sudah menjadi negara yang maju dan sejahtera. “Semakin sejahtera orang Indonesia, dia bisa menghindari bencana,” katanya.