Jakarta – Technology-Indonesia.com – Badan Informasi Geospasial (BIG) menggelar Indonesian Peat Prize untuk menemukan metode pemetaan lahan gambut yang paling akurat, cepat, dan terjangkau. Kompetisi Pemetaan Gambut Indonesia ini merupakan inisiatif kolaboratif untuk memetakan luasan dan kedalaman gambut.
Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama BIG, Wiwin Ambarwulan memaparkan sejak kompetisi ini diluncurkan pada 2 Februari 2016, ada 44 tim dari 10 negara mengajukan aplikasi. Pada Mei – Juni 2016 dilaksanakan penjurian dan pemilihan 11 tim untuk maju ke tahap pengembangan solusi oleh Dewan Penasihat Ilmiah yang beranggotakan pakar di bidang gambut, lingkungan, dan teknologi pemetaan.
Pada tahap pengembangan solusi, lanjutnya, peserta menguji coba metodenya di Bengkalis, Riau pada Juni 2016 – Juni 2017. Selanjutnya dilaksanakan penjurian dan pemilihan 5 finalis untuk maju ke tahap pengembangan dan uji coba metode di Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Juli – Desember 2017. Lima finalis terpilih saat ini tengah menyempurnakan metode untuk diserahkan kepada juri kompetisi.
Berikut lima tim finalis Indonesian Peat Prize:
Tim pertama, International Peat Mapping Team (IPMT) beranggotakan Remote Sensing Solutions GmbH (RSS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Universitas Sriwijaya. IPMT percaya peta yang mengandung luas dan data kedalaman gambut secara akurat sangat penting untuk kehidupan dan lingkungan. Informasi lahan gambut yang akurat dapat digunakan sebagai landasan informasi berbagai kegiatan tata guna lahan, termasuk pertanian, perkebunan, dan kehutanan, sembari mematuhi peraturan pengelolaan lahan gambut.
Metode pemetaan gambut yang diusulkan oleh tim ini adalah penggunaan Landsat dan Sentinel untuk menghasilkan data tutupan lahan dan citra satelit, dikombinasikan dengan model medan digital (DTM) dari radar menggunakan WorldDEM dan pengeboran gambut di lapangan untuk mengidentifikasi ketebalan gambut.
Tim Kedua, PT. EXSA Internasional, Intermap Technologies Corporation, dan Forest Inform Pty Ltd. Tim ini menerapkan teknologi canggih dan pengalaman puluhan tahun dalam melakukan survei, memetakan, dan mendukung pengambilan keputusan di bidang tata guna lahan. Solusi tim untuk pemetaan gambut mengintegrasikan perbaikan metode pengambilan sampel tanah dengan inovasi pemetaan dijital berbasis Interferometric Synthetic Aperture Radar.
Team Ketiga, Deltares dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Deltares, sebuah lembaga independen nirlaba Belanda untuk penelitian terapan mengenai isu-isu pengelolaan lahan dan air, bersama dengan ITB berpartisipasi dalam kompetisi Indonesian Peat Prize. Tim ini menggunakan model medan digital yang berasal dari teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging), dikombinasikan dengan metode pengeboran untuk memetakan ketebalan gambut dan luas gambut.
Mereka ingin mendukung Indonesia dalam penyediaan peta gambut yang baik untuk perencanaan tata guna lahan yang berkelanjutan dalam jangka pendek, serta dengan metode pemetaan dengan biaya terjangkau sehingga sumber daya dapat dialokasikan pada pengelolaan lahan gambut yang sesungguhnya.
Tim Keempat, DAG4Peat dan SKyTeam dari Duke University, Stanford University, dan Universitas Tanjungpura. Tim ini menggabungkan penginderaan jarak jauh dengan metode elektromagnetik di udara dan verifikasi di lapangan untuk memetakan lahan gambut. Sistem semacam ini akan dapat memetakan morfologi dan ketebalan gambut yang berbeda-beda.
Pemancar medan magnet buatan melepaskan gelombang magent ke permukaan lahan gambut. Daya tahan listrik gambut lebih besar dari lapisan mineral. Perbedaan yang jelas tersebut digunakan untuk mengukur ketebalan gambut. Selain murah dan cepat, akurasi metode ini mencapai 68%.
Tim Kelima, Applied Geosolutions, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Terdiri dari para ilmuwan yang terdorong untuk memetakan gambut secara efektif dan efisien. Masing-masing institusi memainkan peran penting dalam menggabungkan citra satelit, pengamatan untuk menganalisis morfologi gambut, pemetaan LiDAR, dan pengukuran ketebalan lahan gambut.
Pemenang Indonesian Peat Prize akan diumumkan pada 2 Februari 2018, bertepatan dengan Hari Lahan Basah Sedunia. BIG akan memimpin proses standardisasi metode pemenang dengan merevisi standar nasional untuk pemetaan lahan gambut skala 1: 50.000. Metode ini akan memberi informasi bagi pemerintah, sektor swasta, dan peneliti untuk kebutuhan pengambilan kebijakan, termasuk restorasi lahan gambut.
Artikel terkait : Peta Gambut Kunci Perlindungan dan Pengelolaan Gambut