Menko Kesra, Agung Laksono mengatakan keberhasilan dalam pengurangan resiko bencana, sangat ditentukan oleh kapabilitas deteksi dini, quick response dan upaya preventif.
“Namun tidak kalah pentingnya adalah membangun ketahanan dan budaya kesadaran masyarakat sehingga living in harmony with the disaster dapat diwujudkan”, katanya pada Rakor Nasional Penanggulangan Bencana 2013 di Jakarta, Selasa (5/2).
Selanjutnya Agung menyebutkan Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang rawan terhadap bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi. Sehingga memerlukan penanganan yang sistematis, terpadu dan terkoordinasi.
Berbagai jenis bencana berpotensi mengancam wilayah Indonesia antara lain bencana hidrometeorologis dan klimatologis yang disebabkan oleh fenomena penyimpangan iklim /cuaca ekstrem, yang ditandai dengan musim kering dan musim hujan yang lebih panjang.
Untuk menanggulangi bencana tersebut Agung mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia dengan dukungan dari United National Internasional Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) telah sukses menyelenggarakan Asian Ministerial Conference Risk Reduction (AMCDRR) ke-5 di Yogyakarta.
Konferensi tersebut mengeluarkan deklarasi tentang pengurangan risko bencana yang berisikan tujuh butir utama antara lain mengintergrasikan upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dalam pembangunan nasional dan mengurangi faktor-faktor yang menjadi akar dari risiko bencana.
Rakornas Penanggulangan Bencana 2013 dihadiri oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar; Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak; Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lukman Hakim.
Pada kesempatan Rakornas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggandeng 9 Kementerian dan Lembaga pemerintahan dalam menghadapi berbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kerja sama itu disepakati dalam memorandum nota kesepahaman BNPB dan kementerian dan lembaga itu.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif mengatakan pihaknya ingin wujudkan early warning system, misal sirine justru di berbagai daerah justru buat panik warga. Karenanya bekerja sama dengan LIPI dalam pembuatan sirine untuk kepentingan masyarakat.