Serpong, Technology-Indonesia.com – Bertepatan dengan puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke-60, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menerima sertifikat sistem manajemen mutu, K3 (keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja), dan lingkungan dari PT. Sucofindo. Sertifikat tersebut menjadikan Batan sebagai satu-satunya instansi pemerintah yang berhasil mengintegrasikan ketiga sistem menajemen tersebut menjadi satu sistem manajemen terintegrasi yakni Sistem Manajemen Batan.
Pelaksanaan sistem manajemen yang baik menurut Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, merupakan bagian utama dalam mendukung pengelolaan teknologi yang mempunyai risiko tinggi seperti nuklir. “Dengan diterimanya sertifikat dari PT. Sucofindo yang pertama kali diberikan kepada Kementerian/Lembaga merupakan bukti bahwa budaya birokrasi yang kredibel telah dijalankan oleh Batan,” kata Djarot pada Puncak Peringatan HUT ke-60 Batan di Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (05/12).
Menurutnya, secara sederhana sistem manajemen dapat dimaknai sebagai upaya menempatkan masing-masing pendukung di lembaga dalam tugas dan fungsinya. Lembaga harus mempunyai bisnis proses yang jelas, tugas masing-masing personil juga jelas dan kesemuanya dikaitkan dengan outcome yang menjadi target lembaga.
Seusai menyerahkan sertifikat, Direktur Komersial II PT Sucofindo, Haris Witjaksono mengungkapkan indikator-indikator penilaian terhadap tiga sistem manajemen Batan. Pertama, terkait sistem manajemen IS0 9001 yaitu sistem manajemen mutu yang mengatur hal-hal terkait bagaimana Batan mengelola seluruh prosedur yang ada di dalam Batan.
“Sistem yang berjalan tertata rapi dan tertelusur dengan baik sehingga segala sesuatu bisa kita cek ricek kembali,” tutur Haris.
Kedua, terkait sistem manajemen ISO 14001 atau sistem manajemen lingkungan. Menurut Haris, Batan telah melakukan pengelolaan kegiatannya dengan memperhatikan seluruh aspek lingkungan yang dipersyaratkan oleh pemerintah yang menjamin bahwa tata kelola yang dilakukan di lingkungan sekitar Batan bisa dijamin.
Ketiga, terkait sistem kesehatan dan keselamatan kerja. Batan dengan nuklirnya menyebabkan orang berasumsi punya risiko yang tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan bagi masyarakat sekitar dan Batan sendiri. “Kita melakukan audit seluruh fase bagaimana mitigasi risiko diberlakukan untuk bisa menjamin kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan Batan dan masyarakat sekitar Batan,” ungkapnya.
HUT Batan ke-60
Berkaitan dengan HUT Batan ke-60, menurut Djarot terdapat tiga makna yang dapat diambil yakni, pertama, kontribusi teknologi nuklir terutama di bidang non energi menunjukkan prospek yang menjanjikan. Kedua, bangsa Indonesia terbukti mampu mengelola fasilitas nuklir secara aman dan selamat. Ketiga, dalam penguasaan teknologi nuklir, Indonesia telah diperitungkan di kancah Internasional.
Namun demikian, jelas Djarot untuk memajukan teknologi nuklir di Indonesia masih banyak tantangan. “Tantangan utamanya adalah, kita (baca: Batan) sendirian. Sebagaian stakeholder termasuk di pemerintahan tidak memahami atau tidak ingin tahu soal Batan. Hal ini berimplikasi jauh bahwa ada kemungkinan produk kita tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Untuk itulah menurut Djarot, peran aktif dari seluruh stakeholder diperlukan dalam mensosialisasikan teknologi nuklir kepada masyarakat. Selain itu, memperbanyak dan memperkuat jejaring juga menjadi bagian penting dalam menyukseskan kegiatan sosialisasi teknologi nuklir.
“Salah satu langkah kecil adalah menggunakan sebagian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk kegiatan promosi. Kalau itu bisa dilaksanakan, kita buat program yang konsisten, maka dampaknya akan luar biasa,” paparnya.
Ia menambahkan, seperti halnya HUT Batan kali ini, sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat luas, khususnya yang berada di sekitar kawasan fasilitas nuklir. Hal ini merupakan salah satu upaya mendekatkan teknologi nuklir kepada masyarakat.
Dengan mengusung tagline We60Up (we go up), Djarot berharap Batan harus selalu menjadi lebih baik, terus berprestasi meskipun dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya.