6 Spesies Baru Ditemukan di Tambora

Para ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan enam spesies baru di Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Spesies ini ditemukan saat Ekspedisi NKRI untuk memperingati 200 tahun letusan Tambora.

Eksplorasi ini berhasil mengoleksi dan mendata informasi kekayaan dan potensi hayati di Tambora yang terletak pada ketinggian 2.851 mdpl. Temuan paling menarik adalah beberapa spesies yang diyakini merupakan spesies baru, khususnya dari kelompok fauna.

Menurut Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Prof. Dr. Enny Sudarmonowati, enam spesies baru itu terdiri dari dua spesies cicak, dua spesies kupu-kupu malam, dan dua spesies kalacemeti, serta opiliones. “Temuan ini akan memberikan kontribusi pada pengetahuan keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya Gunung Tambora,” lanjutnya.

Peneliti Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI, Dr. Cahyo Rahmadi mengungkapkan, beberapa spesies yang ditemukan merupakan spesies endemik Nusa Tenggara Barat. “Spesies endemik itu berupa satu spesies kelelawar, enam spesies burung dan beberapa spesies baru yang sebarannya sangat terbatas,” jelas Cahyo yang juga merupakan ketua tim LIPI dalam ekspedisi tersebut,.

Cahyo menuturkan, kondisi hutan di jalur pendakian Kawinda Toi masih sangat bagus. Kekayaan spesies flora dalam setengah hektar mencapai 22 spesies. “Elaeocarpus batudulangi merupakan spesies endemik dari kelompok flora. Karakteristik pohon itu, sebagian besar daunnya menguning dan kemudian gugur, yang merupakan ciri umum hutan daerah kering,” sambungnya.

Spesies yang banyak dijumpai sepanjang jalur pendakian Kawinda Toi, yaitu Duabanga moluccana Blume, Engelhardia spicata Lech. ex Blume, Acronychia trifoliata Zoll., dan Syzigium spp. Untuk kelompok mamalia sedikitnya ditemukan 10 spesies terdiri tiga spesies kelelawar, tiga spesies tikus, satu spesies primata, satu spesies musang dan beberapa mamalia lain seperti babi dan rusa.

Tim juga berhasil mencatat 46 spesies burung dimana tiga spesies merupakan burung migran, 21 spesies reptil dan empat spesies amfibi dari berbagi marga. “Jumlah spesies ini dapat bertambah setelah dilakukan kajian lebih mendalam,” imbuh Cahyo.

Pada kelompok kerabat kalajengking, kalacemeti dan laba-laba ditemukan sedikitnya 10 spesies dengan rincian satu spesies kalajengking, satu spesies kalacemeti, satu spesies kalacuka, tiga spesiesopiliones dan lebih dari empat spesies laba-laba. “Keanekaragaman kalajengking maupun laba-laba relatif rendah dengan kondisi hutan yang masih sangat bagus seperti di jalur pendakian Kawinda Toi,” tutur Cahyo.

Untuk kelompok serangga seperti kupu-kupu malam tercatat sedikitnya 230 spesies dari ketinggian 100 mdpl dan 500 mdpl. “Pada kelompok Tawon sedikitnya ditemukan 27 spesies, dan dua spesies lebah madu yang sangat potensial nilai ekonominya,” tutup Cahyo.

Dalam rangka peringatan 200 tahun letusan besar Tambora, LIPI telah mengirimkan tim untuk melakukan eksplorasi pada 16 April lalu. Kegiatan eksplorasi ini melibatkan 48 orang, meliputi 16 orang dari LIPI, tujuh orang tim Ekspedisi NKRI, enam orang dari Kantor Seksi Konservasi Wilayah III Bima Dompu, serta masyarakat setempat.

 

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author