Tiga Peneliti LIPI Terpilih sebagai 75 Ikon Prestasi Pancasila

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Tiga peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dinobatkan sebagai bagian dari 75 Ikon Prestasi Pancasila Tahun 2020 untuk bidang Sains dan Inovasi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pada Sabtu (29/8). Ketiganya adalah Ahmad Najib Burhani dari Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya, Ayu Savitri Nurinsiyah dari Pusat Penelitian Biologi, dan Nurul Taufiqu Rochman dari Pusat Penelitian Metalurgi dan Material.

“Penghargaan ini menunjukkan bahwa para peneliti LIPI dalam melakukan aktivitas riset tidak hanya selalu berlandaskan pada etika dan norma ilmiah sesuai standar global, tetapi juga tetap memegang teguh Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia,” ujar Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko pada Sabtu (29/8/2020) di Jakarta.

Menurut Handoko, semua pihak perlu meyakini pentingnya ilmu pengetahuan serta aktivitas riset dalam penyelenggaraan pembangunan. “Indonesia yang sedang menyongsong era baru sebagai negara maju harus mendasarkan penyelenggaraan dan pembangunannya pada kebijakan berbasis ilmu pengetahuan serta pada saat yang sama senantiasa berpedoman pada ideologi Pancasila yang merupakan akumulasi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Ahmad Najib Burhani, yang baru saja dikukuhkan sebagai Profesor Riset bidang Agama dan Tradisi Keagamaan, mendapatkan penghargaan berkat kerja-kerja akademisnya dalam isu problematika dan dilema kelompok minoritas di Indonesia. “Saya berharap, orang-orang yang berada di Transito Mataram sejak 2006 bisa kembali mendapatkan kehidupan yang normal. Demikian juga para pengungsi Syiah di Puspa Agro Sidoarto yang sudah berada di sana sejak 2013,” imbuhnya.

Peraih penghargaan the Professor Charles Wendell Memorial Award dari University of California-Santa Barbara tahun 2013 ini berharap berbagai kelompok minoritas bisa mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara.

Sementara Ayu Savitri Nurinsiyah dinobatkan sebagai 75 Ikon Prestasi Pancasila lewat riset spesies keong darat Jawa yang memiliki antimikroba dari protein lendir. “Penghargaan ini adalah pemicu untuk terus mengungkap keanekaragaman hayati Indonesia dan potensinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia,” jelasnya.

Ayu yang merupakan penerima L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2019 ini berharap Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya hayati dan sumber daya manusia ini bisa menjadikan dua kekuatan tersebut sebagai modal untuk menjadi negara dan bangsa yang maju dan mandiri.

Profesor Riset bidang Teknik Bahan, Nurul Taufiqu Rochman meraih penghargaan atas kepemilikan 15 paten dan hak cipta. Peraih medali World Intellectual Property Organization tahun 2016 untuk kategori inventor ini telah mempublikasikan 31 paten dan hak cipta, termasuk satu paten granted yang telah diterapkan di perusahaan Kyushu Tabuchi, Jepang sejak 2003.

“Mari mewujudkan hasil riset kita ke dunia nyata sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Nurul.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author