Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pesawat N-250 karya anak bangsa terbang ke angkasa nusantara untuk pertama kalinya pada 10 Agustus 1995. Momentum bersejarah bagi kemajuan teknologi di Indonesia tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Profesor Nizam mengatakan hal tersebut menjadi tonggak kemajuan teknologi yang harusnya terus dijaga agar Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dan membawa kapal besar Indonesia ini menuju masa depannya.
“Waktu itu negara – negara sahabat dan yang lainnya menyampaikan apresiasi dan kekagumannya atas kemampuan Indonesia untuk mendesain hingga mewujudkannya hingga bentuk pesawat terbang N-250,” papar Nizam dalam pembukaan Pameran Riset dan Inovasi Hakteknas ke 28, di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Senayan pada Jumat (11/08/2023).
Menurut Nizam sangat tepat kalau tanggal 10 Agustus diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, sebagai momentum untuk mengokohkan kembali tekad kita melakukan riset dan Inovasi.
“Tanpa riset dan inovasi tentu sulit bagi bangsa ini untuk bisa lepas dari kelompok negara berpenghasilan menengah, middle income country trap hanya bisa dilewati kalau ekonomi kita bisa bertransformasi menuju ekonomi berbasis inovasi,” kata Nizam.
Menurutnya inovasi itu adalah kerja keras secara terus menerus. N-250 tidak lahir begitu saja dengan perjalanan selama belasan tahun secara terus menerus demikian pula dengan karya-karya yang bagus di seluruh dunia, tidak ada karya yang instan.
“Para peraih nobel di seluruh dunia rata-rata melakukan riset selama puluhan tahun, demikian pula dengan karya – karya hebat. Terobosan-terobosan yang terjadi di dunia tidak serta merta terjadi terjadi tanpa upaya keras yang terus menerus dan istiqomah dalam melakukannya,” pungkas Nizam.
Semarak Hakteknas ke-28 diperingati Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Kemendikbudristek. BRIN memeriakan dengan berbagai kegiatan sebelum acara puncak, sedangkan Kemendikbudristek menyelenggarakan berbagai event pendukung setelah acara puncak.
“Kegiatan ini kami lakukan sebagai bagian dari tanggung jawab publik, untuk menunjukan apa saja yang telah kami laksanakan. Pada hari ini kami tampilkan sebagian kecil dari hasil riset, inovasi dan program – program hasil kerja sama dengan kampus – kampus kepada masyarakat,” kata Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbudristek M. Faiz Syuaib.
Melalui kegiatan ini Faiz berharap dapat memacu insan pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas riset dan inovasi perguruan tinggi. Menurutnya riset dan inovasi perguruan tinggi harus mampu memberikan dampak positif dan menjadi solusi pemecah masalah di masyarakat.
“Marilah kita melakukan riset yang relevan dengan apa yang kita miliki dan kita tingkatkan kualitas riset kita tidak semata-mata hanya untuk reputasi output semata. Tapi riset yang bisa memberikan dampak,” kata Faiz.
“Untuk itu, riset harus didasari dengan ilmu pengetahuan. Riset itu harus berdampak, basisnya adalah knowledge dan hasilnya itu problem solving. Oleh karena itu riset dan inovasi harus berdampak kepada masyarakat,” pungkasnya.