Pelaksanaan program dan kegiatan perekayasaan teknologi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sepanjang 2015 ditandai dengan upaya-upaya memberikan solusi teknologi guna meningkatkan daya saing perekonomian dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Kepala BPPT, Unggul Priyanto mengatakan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk mewujudkan daya saing industri dan kemandirian bangsa. “BPPT juga melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi,” kata Unggul dalam Refleksi Akhir Tahun BPPT 2015, di Jakarta, Senin (21/12).
Menurut Unggul, ada lima peran BPPT yaitu intermediasi, Technology Clearing House (TCH), pengkajian, audit, dan solusi. “Semua itu berujung pada inovasi dan layanan teknologi. Dari inovasi ada banyak hal yang kita hasilkan pada tahun 2015,” lanjut Unggul.
Dalam refleksi bertema “Teknologi untuk Kejayaan Bangsa” dipaparkan beragam capaian yang oleh lima kedeputian BPPT. Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA-BPPT) berhasil melakukan inovasi dan layanan teknologi eksplorasi SDA berbasis penginderaan jauh yaitu teknologi Polimerasi Synthetic Aperture Radar (Pol_SAR) untuk estimasi fase tumbuh tanaman dan menghitung luas panen sawah. TPSA-BPPT juga terlibat dalam penanggulangan bahaya hidrometeorologi melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan pencarian pesawat Air Asia QZ8501 dengan KR Baruna jaya.
“Sejak November 2015, BPPT bekerjasama dengan BNPB terlibat aktif dalam penanggulangan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan dengan teknologi modifikasi cuaca di enam provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Aplikasi TMC berguna untuk menambah curah hujan maupun penipisan asap kebakaran lahan dan hutan,” ungkap Deputi TPSA-BPPT, Wimpie AN Aspar.
Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR-BPPT) berhasil melakukan inovasi teknologi kapal perang nasional menuju kemandirian industri hankam matra laut dengan mengembangkan desain kapal cepat rudal, kapal patroli, teknologi kapal selam, dan rancang bangun Swamp Boat. TIRBR-BPPT juga mengembangkan sistem transportasi angkutan barang koridor Jawa berbasis kereta api.
Menurut Deputi TIRBR-BPPT, Erzi A Gani, BPPT sejak 1998 mengembangkan drone melalui inovasi teknologi pesawat udara nir awak (PUNA) seperti Puna Wulung, Puna Alap-Alap, dan Indonesia Medium Altitude Long Endurance Dro (I-MALE). “BPPT juga mengembangkan inovasi dan layanan teknologi industri petro kimia dan migas, serta menyiapkan layanan teknologi permesinan pabrik gula Glenmore,” lanjutnya.
Kedeputian Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM-BPPT) berhasil melakukan inovasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti pengembangan algoritma biometrik dan pengembangan peralatan elektromedika. “TIEM-BPPT juga mengembangkan aplikasi e-Voting dengan otentifikasi KTP elektronik. Peralatan e-Voting hasil inovasi BPPT berhasil diterapkan dalam pemilihan kepala desa serentak di kabupaten Empat Lawang, Banyuasin, Bantaeng, dan Baelamo,” kata Deputi TIEM-BPPT, Hammam Riza.
TIEM BPPT juga mengembangkan produk implan tulang SS 316L dan Bioceramics Hydroxiapatite berbahan baku lokal untuk aplikasi kedokteran Orthopedic. Sementara di bidang bahan bakar, BPPT mengembangkan pemanfaatan pure plant oil (PPO) untuk substitusi BBM pada pembangkit listrik dan pengembangan teknologi PLTP skala kecil 500 KW Geothermal Binary Cycle Power Plant (PLTP) di Lehendong.
Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB-BPPT) berhasil melakukan inovasi teknologi dan sistem produksi ikan Nila Salina. Ikan yang oleh Menristekdikti Muhammad Nasir diberi nama Ikan Maharsi ini mampu hidup di air payau dengan tingkat salinitas (keasinan) 20-25 ppt.
Menurut Deputi TAB-BPPT, Eniya L. Dewi, BPPT mengembangan inovasi teknologi pangan berbahan baku lokal untuk ketahanan pangan nasional serta pemanfaatan sumber daya hayati untuk obat malaria dan anti amuba.
BPPT juga mengembangkan integrasi Sapi-Sawit dengan memanfaatkan lahan perkebunan sawit untuk pengembangan populasi ternak (Sapi Bakalan). “Sumber bahan pakannya melimpah, murah dan berkelanjutan dari campuran daun sawit, bungkil sawit, solid decanter dan nutrisi. Prototipe I pakan sapi berbahan limbah sawit menghasilkan PBB dari 0,2 kg menjadi 0.6 kg perhari, peningkatan angka kelahiran (44%) dan kebuntingan (91%), serta penurunan angka kematian (2,6%),” lanjut Eniya.
Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT-BPPT) berhasil melakukan layanan penebaran ikan Nila Salina di kawasan Technopark Perikanan kota Pekalongan. Menghasilkan produk tenant hasil dari inkubasi di pusat inovasi seperti alat perontok sisik ikan, pupuk organik berbasis urine dan kotoran sapi, budidaya jamur merang, jamur crispy, dan keripik jagung aneka rasa.
Deputi TPSA-BPPT, Tatang A. Taufik juga memaparkan pengelolaan Teknopolitan Pelalawan serta National Science Technopark (NSTP) di Puspitek Serpong. “Sepanjang 2015, tenant yang berhasil diinkubasi sebanyak 24 Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) serta 9 UKM Inovatif. Sementara tenant graduade sebanyak 15 PBBT dan 8 UKM inovatif,” lanjutnya.
Dalam refleksi akhir tahun, Unggul Priyanto menyampaikan agar program BPPT harus fokus dalam mendukung program kabinet kerja yang terkait dalam agenda prioritas nasional. “Pelaksanaan program harus didukung dengan fasilitas, sumber daya manusia yang kompeten, serta sinergi antar unit kerja. Yang tak kalah penting, pelaksanaan program harus transparan dan akuntabel serta tertib administrasi,” pungkasnya.