Cileungsi, Technology-Indonesia.com – PT Trinitan Metals and Minerals (PT TMM) mengembangkan pilot plant Step Temperature Acid Leach (STAL) untuk pengolahan bijih laterit nikel. Pilot plan ini telah diaudit oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral (PTPSM)
Secara umum dari hasil audit BPPT, STAL yang dikembangkan PT TMM mampu me-recovery nikel cukup tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan diterapkan skala besar di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah komponen dalam negeri dan mendukung percepatan program pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Direktur Utama PT TMM, Petrus Tjandra menegas bahwa Indonesia membutuhkan kehadiran inovasi-inovasi teknologi pengolahan yang mumpuni seperti teknologi STAL, sebuah teknologi karya anak bangsa yang mampu memanfaatkan kekayaan alam di bumi Indonesia, dengan mengolahnya untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah (added value). Teknologi tepat guna ini investasinya lebih murah, hanya sekitar 40% dari High Pressure Acid Leaching (HPAL). Pengoperasiannya juga lebih mudah.
“Indonesia memiliki kekayaan alam yang besar, namun hingga kini belum dapat merasakan manfaat dari kekayaan alam tersebut secara maksimal, karena anak bangsa belum memiliki inovasi teknologi yang mampu mengolah kekayaan alam tersebut,” kata Petrus seusai acara penyampaian hasil audit BPPT terhadap pilot plan STAL PT TMM di Cileungsi, Kab. Bogor pada Kamis (6/5/2021).
Pada kesempatan itu, Petrus menyampaikan rasa bangga dan terima kasih pada BPPT yang telah melakukan audit teknologi STAL. Menurutnya setiap industri dan teknologi harus bersedia diaudit.
“Seharusnya masyarakat dan industriawan bekerjasama dengan BPPT. Begitu banyak tenaga ahli, begitu banyak equipment yang ada di BPPT, alangkah sayangnya kalau hanya dilihat saja. Kita puas sekali bekerjasama dengan BPPT,” tuturnya.
Petrus menyampaikan harapannya agar sinergisitas yang sudah dibangun dengan BPPT dapat terus berlangsung. Terutama dalam pengembangan turunan dari produk-produk STAL, agar dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat kedaulatan Republik Indonesia dengan basis riset dan inovasi.
“Kerjasama selanjutnya adalah optimalisasi, skala industri, pengolahan limbah dan lain-lain. Masih banyak rekomendasi dari BPPT yang perlu kita tindaklanjuti. Terima kasih Republik yang telah membangun BPPT, menyekolahkan para ahli. Sayang kalau itu tidak dimanfaatkan oleh kepentingan bangsa,” kata Petrus.
Sementara itu, Kepala BPPT, Hammam Riza menegaskan bahwa fungsi BPPT adalah memfasilitasi seluruh upaya untuk membawa karya-karya inovasi dari anak bangsa. Termasuk STAL sebagai teknologi baru untuk Indonesia dalam melakukan pengolahan nikel.
“Di masa seperti ini, kita ditantang untuk membuktikan pengaruh hasil penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (Litbangjirap) untuk pertumbuhan negara kita. Banyak yang meragukan, bahwa Iptek tidak berkembang. Litbang itu merupakan bagian hulu, dan hilirnya ada di jirap. Ini yang dilakukan BPPT sesuai dengan UU Nomor 11 tahun 2019 tentang Sisnas Iptek,” terang Hammam.
Undang-Undang Sisnas Iptek menjelaskan bahwa keberadaan lembaga-lembaga penyelenggara iptek baik dari pemerintah, badan usaha, dan perguruan tinggi, semua saling membentuk satu harmoni. Menurut Hammam, orkestrasi inilah yang harus dijalankan oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) supaya masing-masing alat musik terdengar indah. Harmonisasi ini dilaksanakan secara baik oleh masing-masing dengan spesialisasi tertentu.
“Kami harapkan ke depan kita tidak boleh berhenti. Satu langkah diikuti langkah berikutnya sampai kita bisa berlari sehingga akhirnya produk Indonesia bisa menjadi kebanggan dan produk global. Itulah yang kita harapkan,” pungkas Hammam.