Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) menjadi bukti nyata kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sebagai wahana kolaborasi Academic, Bussiness dan Government (ABG) demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah berbasis iptek.
Kemal Prihatman, plt. Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya dalam media gathering di Jakarta pada Kamis (22/8/2019) menyatakan, “Target Kemenristekdikti menjadikan Kawasan Sains dan Teknologi di Indonesia memberikan kontribusi pada peningkatan ekonomi nasional dan daerah serta berperan di ranah internasional.”
Kontribusi tersebut terlihat pada keberhasilan KST dalam riset inovasi dan sekaligus menjual hasil produk tersebut. STP IPB misalnya, yang diluncurkan pada 2017, telah melaksanakan berbagai kegiatan inovasi/layanan komersialisasi hasil riset melalui kegiatan inkubasi dan atau spin-off antara lain: PT. IPB SHIGETA Animal Pharmaceuticals, Biological Material, PT Fits Mandiri/Serambi Botani, PT. Intertisi Material Maju, PT. Rumah Rumput Laut, BIKI dan CV Wain.
Produk unggulan yang dihasilkan diantaranya, Vaksin flue burung merk Close 5.1, Macaca, Beras Analog, Madu Trigona, Kosmetik berbasis rumput laut, ekstrak torbangun sebagai ASI booster, aneka produk berbasis Kitosan, minuman kesehatan penurun kolesterol, dan lainya.
Universitas Gadjah Mada Science Techno Park (STP) telah menghasilkan PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) dalam bidang Kesehatan dan Farmasi yakni PT. Swayasa Prakarsa dengan produk unggulan meliputi : Alat kesehatan (Inashunt, Ceraspon, NPC G Strip, GamaCha), Herbal (GamaFlue, GamaOptima, GamaDiab, GamaTensi, KalkuGama, GamaFresh) dan Pangan Sehat (My Cookies, Wedang Uwuh, Ubikies, Kasabi, Teh Jahe, Teh Serai).
ITB Innovation Park yang berfokus pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta industri kreatif, telah menghasilkan PPBT diantaranya : PT BIOPS Agrotekno, PT Bio Proshafa Karya, dan PT. Lokapoin Kreasi Indonesia. Produk yang diunggulkan: Bio-N Propolis, Bio-N Oils (produk inovasi turunan propolis dan dikombinasi dengan minyak atsiri), Encomotion (teknologi penyiraman otomatis berbasis IoT) dan Lokapoin Apps (platform daring pemesanan homestay untuk traveler dengan kualitas serta otentisitas nusantara)
Kemal juga mengungkapkan bahwa kolaborasi industri jangkar (Anchor Industry) juga telah dilakukan untuk mengakselerasi produksi massal produk inovasi KST sekaligus mencapai target pasar produk inovasi KST.
Beberapa KST yang telah bekerja sama dengan industri diantaranya Solo Techno Park dengan PT. Prosan Alam Hijau, UGM Science Park dengan PT Phapros, ITB Science Park dengan PT Sinar Mas, dan Unpad Science Park dengan PT Darya Padma Enoes.
Keberhasilan tersebut, lanjutnya, sesuai dengan tujuan pendrian KST sebagai wahana yang dikelola secara professional untuk mengembangkan riset dan bisnis teknologi yang berkelanjutan, menumbuhkembangkan PBBT, dan memberikan layanan teknologi kepada Industri dan layanan pendukung lainya.
Hingga tahun 2019 ini, Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, Kemenristekdikti berupaya mengembangkan KST melalui fasilitasi pengembangan kelembagaan, capacity building, penguatan hilirisasi hasil riset dan pengembangan inovasi serta pengembangan sarana dan prasarana.
Fasilitasi tersebut diberikan kepada 18 lokus binaan KST kemenristekdikti meliputi Pondok Pusaka Techno Park, STP Riau, STP Universitas Andalas, STP Sumatera Selatan, STP Kalimantan Utara, STP Papua Barat, Sumbawa Technopark, STP ITS, MSTP Jepara, Technopark Ganesha Sukowati Sragen, Solo Technopark, KST Universitas, UGM Science Techno Park, STP UI, STP IPB, Oil Palm Science Techno Park (OPSTP) Medan, ITB Innovation Park , dan Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) Jember.
Dukungan Fasilitasi Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) juga dilakukan melalui kegiatan pendirian IBT, pengembangan IBT dan pendayagunaan sarana dan prasaran. Unsur yang dikuatkan dalam fasilitasi ini meliputi unsur: Space, Shared, Services, Support, Skill Development, Seed Capital, dan Synergy.
Kegiatan pendukung lainnya juga dilakukan meliputi pengembangan lembaga alih teknologi). Konsolidasi Dewan Riset Daerah (DRD) dan Stakeholders daerah juga dilibatkan dalam pengembangan KST/STP dan penyusunan kebijakan iptek daerah. Selain itu, juga telah dilakukan inisiasi dukungan akses permodalan khususnya Modal Ventura dengan melibatkan Asosiasi Modal Ventura Untuk Start Up Indonesia (Amvesindo).