Jakarta, Technology-Indonesia.com – Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang berlimpah di darat ataupun di laut. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro mengatakan masih ada potensi SDA di udara atau angkasa yang belum secara optimal dieksplorasi demi meningkatkan kesejahteraan bangsa.
“Kalau bicara pemanfaatan sumber daya alam, biasanya kita hanya terpaku apa yang ada di permukaan bumi dan mulai masuk ke permukaan laut. Tapi tentunya kita tahu di udara sampai antariksa, sebenarnya itu adalah bagian sumber daya alam kita yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Tentunya tidak hanya bagi kesejahteraan masyarakat tapi juga dapat menjadi tulang punggung daya saing perekonomian,” jelas Menristek saat menjadi pembicara kunci pada Webinar Nasional Sains Atmosfer 2020 yang diselenggarakan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Kamis (15/7/2020).
Menteri Bambang menjelaskan langkah pendekatan yang dapat dilakukan dalam menatap eksplorasi angkasa luar. Pertama mulai memanfaatkan penguasaan teknologi Revolusi Industri 4.0; kedua pendekatan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang adaptif terhadap perkembangan Revolusi Industri 4.0; ketiga mulai mendorong inovasi terkait ilmu antariksa dan eksplorasinya dengan melibatkan research and development dari pihak swasta dan tidak hanya dari pemerintah.
”Eksplorasi angkasa luar itu adalah target yang harus kita tetapkan, meskipun kita harus tetap optimalkan apa yang ada dipermukaan bumi dan bawah laut. Selain teknologi penerbangan, teknologi terkait antariksa termasuk satelit ini akan selalu menjadi prioritas dalam pembangunan riset dan inovasi kita. Sudah saatnya kita sekarang menuju proyeksi eksplorasi angkasa luar dengan pendekatan R and D dan inovasi sebagai hasilnya,” ujar Menristek.
Pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Didi Satiadi menjelaskan bahwa webinar yang mengusung tema “Sinergi Nasional dalam Sains dan Teknologi Atmosfer serta Aplikasinya untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan” ini merupakan kegiatan yang mempertemukan para peneliti, perekayasa, dan pengambil kebijakan, untuk membahas isu nasional terkini berkaitan dengan sains dan teknologi atmosfer serta aplikasinya di berbagai sektor.
Selain bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian sains dan teknologi pengamatan atmosfer serta aplikasinya dari para peneliti atmosfer. Kegiatan ini juga dapat digunakan untuk membangun jejaring dan memperkuat sinergitas nasional berkaitan dengan sains dan inovasi teknologi atmosfer serta aplikasinya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, melalui webinar ini diperkenalkan kepada publik mengenai keberadaan organisasi profesi bernama Asosiasi Ahli Atmosfer Indonesia (A3I) yang telah dibentuk oleh presidium dari berbagai lembaga seperti BMKG, LAPAN, ITB, dan IPB. Semoga seminar ini dapat menjadi milestone untuk A3I yang rencananya akan memulai konferensi pertamanya pada 2021,” terang Didi Satiadi.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin menambahkan, webinar ini penting untuk mendorong kolaborasi nasional juga internasional untuk pencapaian SDGs. Apalagi Indonesia telah ditunjuk sebagai tuan rumah untuk evaluasi pencapaian SDGs di lingkup Asia Pasifik terkait dengan teknologi keantariksaan.
Turut hadir dalam kesempatan ini Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati; Sekretaris Utama LAPAN, Erna Sri Adiningsih; Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek dan Kebudayaan Bappenas, Hadiat; Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dan diikuti lebih dari 400 peserta.