Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia telah menerbitkan SK Nomor AHU-0008452.AH.01.07.Tahun 2021 tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Daya Riset Inovasi Nasional (DRIN).
Karena itu, para pengurus Daya Riset Inovasi Nasional (DRIN) pada 22 Juni 2022 melakukan rapat untuk mempersiapkan pelaksanaan program organisasi pada tahun 2022 dan 2023.
Ketua Asosiasi DRIN, DR. Bambang Setiadi, IPU menjelaskan bahwa DRIN merupakan spirit para mantan anggota Dewan Riset Nasional (DRN) untuk terus melanjutkan perjuangan mengembangkan dan memperluas inovasi sebagai instrumen pembangunan ekonomi.
“DRIN menyusun program 2022 untuk meneruskan hal-hal yang sudah dilakukan DRN periode sebelumnya, berupa strategi penerapan inovasi, pengembangan ilmu inovasi dan UU Inovasi,” kata Bambang melalui keterangan tertulis pada Kamis (23/6/2022).
Menurut Bambang, DRIN dijalankan melalui kaidah-kaidah pengelolaan suatu gerakan kekuatan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan untuk membantu pemerintah mempercepat tujuan kesejahteraan masyarakat.
“DRIN juga meyakini, berdasar fakta yang ada saat ini pertumbuhan ekonomi di dunia sangat ditentukan kekuatan inovasi sebagai modal baru setelah SDA,” lanjut Bambang yang pernah menjadi Ketua DRN selama dua periode yaitu 2015-2018 dan 2019-2020.
Pemenang Nobel 2018 telah mencanangkan bahwa kekuatan inovasi saat ini telah menjadi modal ekonomi jangka. Hal ini digambarkan secara sederhana bahwa memahami inovasi itu hal sederhana: “Knowledge drives innovation, innovation drives productivity, productivity drives economic growth”.
Sementara itu sebagai suatu formulasi yang diakui oleh para ahli saat ini, inovasi itu adalah invensi dikalikan komersialisasi.
“Logika urutan penerapan inovasi adalah ditetapkan sebagai arah ekonomi jangka panjang, didukung oleh pendidikan yang memadai sehingga mampu melahirkan inovasi-inovasi yang berpengaruh terhadap ekonomi,” terangnya.
Lebih lanjut Bambang menerangkan bahwa semua proses inovasi itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah sendirian. Karena itulah Asosiasi DRIN bisa menjadi upaya sangat sehat untuk penggalangan pemikir-pemikir terbaik dari berbagai kalangan.
Anggota DRN maupun DRD bergabung dalam DRIN untuk menyumbangkan pemikiran dan pengalaman mendorong inovasi menjadi sumber penggerak ekonomi baru. DRIN juga sangat dibutuhkan, paling tidak saat ini bidang-bidang yang bisa menjadi sumber inovasi yaitu energi, kesehatan masyarakat, pangan, inovasi teknologi rendah, komunikasi dan computing, ekonomi inovasi, inovasi biodiversitas.
Untuk skenario jangka panjang itu, terang Bambang, DRIN mematok visi berkontribusi maksimal dalam mendorong inovasi sebagai pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara misi yang digelar adalah meningkatkan keberterimaan hasil riset inovasi anak-bangsa, turut membangun ekosistem riset dan inovasi, serta turut memberikan dukungan untuk memperjuangkan kemandirian bangsa berbasis sistem inovasi nasional yang kuat.
“Tujuannya untuk memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan memberikan kontribusi konsep pemikiran untuk meningkatkan ekosistem inovasi,” tuturnya.
Menurut Bambang, salah satu program yang dirasakan mendesak adalah mempercepat inovasi menjadi kurikulum di sekolah-sekolah maupun universitas, untuk mengajari bagaimana bangsa ini sadar inovasi.
“Medan perang ekonomi sesungguhnya, sekarang dan masa depan,” pungkasnya.