Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dua peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih dalam program Sciences Leadership Collaborative 2022. Mereka adalah dr. Antonia Morita Iswari Saktiawati, Ph.D., dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) dan Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng., dari Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik.
Keduanya terpilih dalam program kepemimpinan ilmuwan kelas dunia yang digelar oleh The Conversation Indonesia (TCID) didukung The David and ucile Packard Foundation. Program yang baru pertama kali di Indonesia ini dirancang untuk mendorong peneliti Indonesia mengembangkan potensinya dalam memimpin proyek riset inovatif di tingkat nasional maupun internasional di bidang keilmuwan masing-masing.
Antonia dan Himawan berhasil terpilih dalam program ini bersama dengan 28 peneliti Indonesia lainnya. Mereka berhasil lolos seleksi atas aplikasi dari 146 peneliti Indonesia yang tersebar di empat negara, yakni Indonesia, Australia, Jepang, dan Inggris.
dr. Antonia Morita Iswari Saktiawati, Ph.D., merupakan peneliti dan dosen di Sub-Departemen Pulmonologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKKMK UGM. Wanita kelahiran 29 Maret 1984 ini berhasil meraih gelar doktor dari University of Gronigen, Belanda dengan riset tentang terapi tubrekolosis melalui inhalasi.
Dunia penelitian telah menghantarkannya mendapatkan sejumlah penghargaan. Beberapa diantaranya Faculty for The Future Award dari Schlumberger Faoundation pada 2014, Excellent Academics Awards in Publication dari UGM pada 2019, dan Peneliti Muda Terbaik dari Pusat Kedokteran Tropis UGM pada 2020.
Penghargaan berikutnya, Rising Star Award pada 7th International Workshop on Lung Health di Praha, Ceko pada 2020. Saat itu ia meneliti terkait diagnosa tuberkulosis menggunakan “hidung elektronik”.
Selanjutnya, Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng., adalah Kepala Departemen Teknik Kimia, UGM. Ia mendapatkan gelar doktor dari Department of Earth Resources Engineering, Kyushu University, Jepang tahun 2012.
Ia mendalami kajian riset di bidang pengelolan mineral dan konservasi energi. Sepanjang karirnya, ia telah menerbitkan lebih dari 30 jurnal dan 9 paten. Sejumlah beasiswa bergengsi berhasil diperolehnya antara lain beasiswa penelitian JICA ke Universitas Kyushu tahun 2015, Endeavour Research Fellowship to University of New South Wales tahun 2018, dan ASEAN Science & Technology Fellowship oleh USAid tahun 2019.
Pada 2020, ia terpilih sebagai salah satu diplomat sains ASEAN yang bertanggungjawab dalam melakukan pengembangan ilmu pengetahuan di Asia Tenggara, terutama terkait pengelolaan tambang.***