Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebanyak 1000 peserta yang terdiri dari pelajar tingkat SD/sederajat hingga SMA/SMK/sederajat serta guru dari 32 provinsi di seluruh Indonesia mengikuti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) XVIII pada 24-29 Juni di Banyuwangi, Jawa Timur. Para peserta akan mengikuti kegiatan pembinaan ilmiah dengan bimbingan langsung dari peneliti-peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
PIRN merupakan bentuk pembinaan remaja yang dilakukan oleh LIPI sejak tahun 2002. Memadukan kegiatan kelas serta penelitian lapangan, PIRN diarahkan untuk menanamkan sikap dan pola pikir ilmiah dalam kehidupan sehari-hari serta kepemimpinan.
“PIRN tahun ini mengusung tema Generasi Sains Milenial Penggerak Kemandirian Ekonomi Daerah. Tema ini sangat relevan untuk dipelajari serta diterapkan oleh para peserta PIRN,” jelas Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Aries Suestiningtyas saat mewakili Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko dalam Pembukaan PIRN XVIII di Lapangan Tenis Indoor GOR Tawang Alun, Banyuwangi pada Senin (24/6/2019).
Memasuki era industri 4.0 teknologi menjadi pendorong kemajuan pada aspek-aspek bisnis. “Kita bicara anak muda yang bergelut dengan riset. Karir mereka tidak hanya terbatas sebagai peneliti, inovator, atau akademisi, namun juga dapat berkarir sebagai science-entrepreneur,” ungkapnya.
Dirinya menekankan pentingnya dukungan dan peranan orang dewasa sebagai guru dan mentor anak muda untuk memicu ketertarikan mereka terhadap sains, salah satunya melalui kegiatan pembinaan ilmiah seperti PIRN. “LIPI berkomitmen mendorong terciptanya budaya iptek generasi muda sebagai generasi sains Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memperkuat Gerakan Literasi Sains,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengungkapkan PIRN akan menjadi inspirasi baru bagi para pelajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang penelitian dan ilmu pengetahuan.
“Kami berharap kegiatan ini bisa memacu meningkatkan minat dan kemampuan remaja di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian. Mereka juga kami ajak untuk meneliti sejumlah lokasi yang ada di Banyuwangi,” jelas Anas.
Selama sepekan, peserta PIRN akan mendapatkan berbagai materi seperti Pengantar Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah, Metodologi Penelitian, Penyusunan Proposal Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data, Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah, dan Pembuatan Film Pendek.
Khusus untuk siswa SD, materi yang diberikan adalah robotik. Lima lokasi di Banyuwangi akan dijadikan sebagai onyek penelitian lapangan yakni Bangsring Underwater, Agro Wisata Tamansuruh, Pusat Kopi Gombengsari, Kampung Osing Kemrien, serta Mall Pelayanan Publik.
“Lokasi ini kami pilih agar tumbuh mindset bahwa riset bisa berangkat dari hal sederhana yang ada di sekitar kita serta bisa dilakukan secara menarik seperti di tempat wisata nanti,” jelas Anas.
Selama melakukan kegiatan penelitian, para peserta akan diajak untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar, mengamati kondisi alam dan lingkungan sosial masyarakat, serta terlibat dalam proses pembuatan alat yang dapat mempermudah kehidupan.
“Para peserta PIRN akan dibimbing langsung oleh para pakar dari LIPI. Seperti peneliti kelautan, pertanian, biologi, hingga tata kelola pemerintahan,” pungkas Anas.