Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil memanfaatkan dan mengembangkan baja berkualitas unggul berbasis limonit (bijih nikel kadar rendah). Keberhasilan tersebut menjadi solusi lain bahan baku baja yang mengandalkan bijih nikel kadar tinggi, yang tersedia dalam jumlah terbatas. Ketersediaan limonit di Indonesia jauh lebih banyak, diperkirakan mencapai miliaran ton.
Limonit diperoleh melalui endapan bijih besi laterit yang merupakan lapisan atas dari bijih nikel kadar tinggi. Lapisan ini mengandung besi yang lebih tinggi dan kandungan nikel yang rendah.
LIPI bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengolahan Mineral LIPI Tanjung Bintang Lampung telah mengolah kandungan nikel kadar rendah melalui inovasi tersendiri sehingga menghasilkan baja berkualitas tinggi.
”Baja unggul tersebut berkekuatan tinggi, tahan cuaca dan karat, serta mudah untuk dilakukan pengelasan,” jelasnya Kepala LIPI Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain dalam Diskusi Publik “Pengembangan Baja Laterit sebagai Jembatan Menuju Kemandirian” di Media Center LIPI, Jakarta, pada Rabu, 17 Desember 2014.
Dr. Ing. Andika Widya Pramono, M.Sc, Kepala Pusat Penelitian Metalurgi & Material LIPI menambahkan bahwa kekuatan baja unggul hasil pengolahan tersebut sudah jauh lebih baik dari baja lunak yang ada di pasaran, serta masih dapat ditingkatkan lagi kekuatannya.
Dikatakannya, pengembangan lebih lanjut ke tahap komersialisasi/industrialisasi baja unggul ini akan dilakukan berkerja sama dengan industri terkait melalui tahap uji produksi, produksi komersial terbatas, dan komersial penuh. ”Pengembangan baja unggul ini akan mendukung kemandirian industri baja nasional, serta mampu untuk bersaing merebut pasar baja unggul di perdagangan global,” pungkas Andika. sumber www.lipi.go.id