TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan Pusat Pendidikan (Pusdik) Zeni TNI Angkatan Darat (TNI-AD) di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie Serpong pada Kamis (18/4/2024). Kunjungan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan teknik pengamanan bahaya nuklir bagi para siswa Pendidikan Perwira Nuklir, Biologi, Kimia (Nubika) Tahun 2024.
”Kami berharap para siswa mendapatkan ilmu yang bermanfaat terkait pengamanan bahaya nuklir. Jika suatu saat menjumpai kejadian, mereka telah memiliki gambaran apa yang harus mereka lakukan terkait keamanan nuklir,” kata Mayor Czi. Chotamin dari Pusat Pendidikan Zeni TNI-AD.
Dalam kesempatan ini Koordinator Pelaksana Fungsi Pemeliharaan Reaktor, Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK)-BRIN, Cahyana menyampaikan bahwa kerja sama BRIN dengan Pusat Pendidikan Zeni TNI-AD telah berlangsung cukup lama.
“Beberapa kegiatan bersama dilaksanakan secara rutin. Diantaranya pelatihan uji coba kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir,” ungkapnya.
“Instalasi nuklir merupakan objek vital. Dengan adanya kerja sama dengan Nubika, maka jika terjadi sesuatu terkait dengan keamanan dan keselamatan reaktor, akan lebih mudah mendapat layanan dari Nubika,” lanjutnya.
Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Utama, Yusi Eko Yulianto menyampaikan bahwa keberadaan reaktor G.A Siwabessy di KST B.J Habibie Serpong telah banyak mendatangkan manfaat, baik untuk BRIN maupun untuk kemajuan riset dan pengembangan teknologi nuklir secara luas.
“Pemanfaatan reaktor nuklir G.A Siwabessy diantaranya adalah produksi radioisotop untuk bidang kesehatan maupun industri. Untuk pewarnaan batu permata. Selain itu juga untuk analisa aktivasi neutron, radiografi neutron, riset hamburan neutron, riset dan pengembangan elemen bakar nuklir, serta untuk edukasi dan pelatihan,” papar Yusi.
Selanjutnya Yusi menyampaikan tentang Sistem Proteksi Reaktor (RPS), yaitu sistem integral dari Reaktor G.A. Siwabessy yang merupakan unit terpenting dalam fasilitas reaktor. Dalam manajemen operasi, RPS melakukan keandalan operasi untuk menjaga parameter operasi dalam kondisi aman.
“RPS melindungi operasi dari semua perluasan parameter. RPS terdiri dari komponen modular elektronik, dan harus bekerja 24 jam sehari dan tidak ada jeda dalam umur reactor. Dimana sampai saat ini umur Reaktor G.A. Siwabessy sudah lebih dari 33 tahun,” terangnya.
“Perancangan RPS pada dasarnya mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan. Karena itu perancangan RPS harus mempertimbangkan aspek keandalan yang tinggi, redundansi, diversity dan isolasi,” lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa keamanan nuklir adalah upaya untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons semua bentuk kejahatan atau tindakan yang sengaja dilakukan dengan melibatkan bahan nuklir atau zat radioaktif atau sabotase terhadap fasilitas nuklir, instalasi nuklir, fasilitas radiasi, atau pengangkutan zat radioaktif.
“Proteksi fisik yang dijalankan di Instalasi Nuklir Serpong (INS) adalah mencegah pemindahan bahan nuklir secara tidak sah, menemukan kembali bahan nuklir yang hilang, mencegah sabotase terhadap instalasi dan bahan nuklir, memitigasi konsekuensi yang ditimbulkan sabotase, serta mencegah pencurian dan kejahatan konvensional lainnya. Sehingga bahan nuklir, yaitu Uranium, Plutonium, Thorium dan Zat Radioaktif tidak jatuh ke tangan orang atau pihak yang tidak bertanggungjawab dan disalahgunakan,” jelas Yusi.
Yusi menekankan pentingnya pengelolaan limbah radioaktif untuk keselamatan masyarakat dan lingkungan sekitar serta menjelaskan layanan Instalasi Pengelolaan Limbah Radioaktif (IPLR) BRIN.
IPLR BRIN menyediakan beberapa layanan yaitu Pengelolaan Limbah Radioaktif, Pembinaan Teknis Pengelolaan Limbah Radioaktif, Edukasi Pengelolaan Limbah Radioaktif, Penitipan Zat Radioaktif, Penerimaan kunjungan, serta Bimbingan Tugas Akhir dan Praktek Kerja Lapangan.
Salah satu peserta kunjungan yang berasal dari Batalyon Zeni Tempur 18 Kodam IX Udayana, Agung Harseno, menyampaikan manfaat yang dia dapat setelah mengikuti kegiatan ini.
“Kita dapat mengetahui tentang ilmu proteksi nuklir yang ada di Indonesia, khususnya bagaimana pengolahan lalu penggunaannya dan tentunya akan diapakan energinya. Kami jadi mengetahui bagaimana dan apa yang akan kita lakukan apabila ada bahaya nuklir. Juga mengetahui tentang kedaruratan yang ada di Indonesia,” kata Agung.
“Untuk kami, khususnya sebagai perwira siswa pendidikan Nubika, tentunya kami akan siap menghadapi, sejak mendapat ilmu dan penjelasan dari BRIN. Kedepannya pasti bisa kita manfaatkan dan kembangkan secara pertahanan,” pungkasnya. (Sumber brin.go.id).