Indonesia dan Australia Perkuat Kolaborasi Riset Nuklir

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan teknologi nuklir yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, maupun aplikasi industri.

Direktur Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran BRIN, Mohammad Subekti menyampaikan hal tersebut saat menerima kunjungan kehormatan dari delegasi Australian Safeguards and Non-Proliferation Office (ASNO) yang dipimpin Direktur Jenderal ASNO, Geoffrey Shaw, di Yogyakarta, Rabu (19/2/2025).

Tujuan utama dari pertemuan ini adalah memperkuat kerja sama dalam pengelolaan reaktor riset, pelatihan sumber daya manusia, serta memperluas peluang kolaborasi dalam riset nuklir antara Indonesia dan Australia.

“Kunjungan ini menjadi bagian penting dari upaya BRIN dalam memperluas jaringan kerja sama internasional, khususnya dalam penguatan sistem keamanan dan perlindungan non-proliferasi nuklir. BRIN terus berupaya meningkatkan kapasitas riset nuklir di Indonesia,” kata Subekti.

Sebagai lembaga riset utama di Indonesia, lanjut dia, BRIN berfokus pada peningkatan infrastruktur riset, meliputi penguatan laboratorium, fasilitas pengelolaan limbah nuklir, serta pengembangan reaktor riset yang lebih modern.

Kolaborasi dilakukan dengan berbagai lembaga internasional seperti ASNO, IAEA, dan institusi akademik global untuk memperkuat keahlian dan kapasitas riset.

“Penguatan regulasi dan keselamatan nuklir dengan mengadopsi standar internasional dalam pengoperasian fasilitas nuklir serta pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan bahan nuklir,” tegas Subekti.

ASNO terbuka untuk bekerja sama dengan BRIN dalam berbagai aspek pengembangan teknologi nuklir.

“Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam pengelolaan reaktor riset. Kolaborasi ini akan semakin memperkuat upaya bersama dalam menjaga keselamatan nuklir serta memaksimalkan manfaat teknologi ini bagi masyarakat,” ujar Geoffrey Shaw.

Menurutnya, ASNO berperan memastikan kepatuhan terhadap regulasi non-proliferasi nuklir serta potensi kerja sama yang dapat dikembangkan bersama BRIN.

Beberapa langkah strategis yang dapat dikerjasamakan di antaranya program pelatihan bersama bagi tenaga ahli Indonesia dalam bidang keamanan nuklir dan teknologi reaktor riset dan riset kolaboratif terkait pengembangan teknologi baru dalam pemantauan bahan nuklir serta peningkatan efisiensi reaktor riset.

Selanjutnya pertukaran ilmuwan dan mahasiswa untuk mendorong mobilitas peneliti dan mahasiswa dalam memperkaya wawasan dan pengalaman dalam studi nuklir.

Terkait keamanan nuklir dan non-proliferasi, pertemuan tersebut juga membahas adanya upaya bersama dalam meningkatkan sistem perlindungan bahan nuklir, serta adaptasi teknologi terbaru untuk mendukung pengawasan yang lebih ketat dan transparan.

Sedangkan untuk inovasi dalam teknologi nuklir yaitu pengembangan riset bersama terkait manajemen limbah radioaktif, penggunaan teknologi neutron untuk analisis material, serta pemanfaatan akselerator partikel.

Pada kesempatan tersebut, pengelola Reaktor Nuklir Kartini, Prasetyo Haryo Sadewo menyampaikan bahwa Laboratorium Reaktor Internet (IRL) di Instalasi Reaktor Kartini memungkinkan kolaborasi dengan berbagai universitas dalam dan luar negeri untuk pembelajaran reaktor jarak jauh.

“Data menunjukkan peningkatan jumlah pengguna IRL setiap tahunnya, mencerminkan tingginya minat akademik terhadap teknologi reaktor,” ujar Sadewo.

Sementara, dosen Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN Maria Christina Prihatiningsih turut menjelaskan peran pendidikan vokasi dalam membangun tenaga ahli di bidang nuklir.

Kunjungan ke Reaktor Kartini

Delegasi ASNO berkesempatan mengunjungi fasilitas Reaktor Kartini yang dikelola BRIN. Reaktor ini pertama kali beroperasi pada 1979 dan memiliki daya sebesar 100 kW. Fasilitas ini digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pendidikan, pelatihan operator reaktor, serta penelitian di bidang fisika neutron dan radiografi.

Menurut Sadewo, Reaktor Kartini berperan penting dalam mendukung program akademik berbagai universitas di Indonesia dan juga dalam kerja sama internasional.

“Beberapa universitas di luar negeri, seperti University of Sharjah (UEA), University of Jordan, dan Universitas Colombo, telah menjalin kolaborasi dalam pemanfaatan fasilitas ini untuk riset dan pendidikan,” jelas Sadewo.

Dia menyebut, sebagai pusat unggulan dalam riset dan pengembangan teknologi nuklir, Reaktor Nuklir Kartini membuka peluang strategis bagi BRIN untuk memperkuat kerja sama dengan ASNO.

“Dengan daya termal 250 kW dan berbasis teknologi TRIGA, reaktor tipe kolam ini telah menjadi pilar utama dalam pelatihan operator, penelitian material nuklir, serta implementasi sistem pengawasan dan keselamatan berstandar internasional,” tambahnya.

Sadewo menegaskan, kemitraan dengan ASNO tidak hanya memperkuat transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi non-proliferasi, tetapi juga membuka jalan bagi transfer ilmu pengetahuan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta peningkatan daya saing Indonesia dalam pemanfaatan teknologi nuklir secara damai dan bertanggung jawab.

Delegasi ASNO juga mengunjungi fasilitas iradiator yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan medis. Penggunaan teknologi nuklir dalam bidang kesehatan dan industri menjadi salah satu aspek penting dalam diskusi mengenai pengembangan teknologi yang aman dan berkelanjutan.

Kunjungan ASNO ke Reaktor Nuklir Kartini dan Poltek Nuklir BRIN menandai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia di bidang riset nuklir.

Dengan adanya kerja sama ini, BRIN berharap dapat semakin meningkatkan kapasitas riset dan teknologi nuklir nasional, serta membuka peluang lebih luas untuk inovasi dan pengembangan SDM berkualitas di sektor ini.

Melalui kolaborasi ini, Indonesia dan Australia tidak hanya berkomitmen dalam pengembangan teknologi nuklir yang aman dan berkelanjutan, tetapi juga memperkuat peran masing-masing negara dalam menjaga keamanan dan non-proliferasi nuklir di kawasan Asia-Pasifik.

Kunjungan ini menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat dalam berbagai aspek, dari riset hingga implementasi teknologi nuklir bagi kepentingan global. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author