Teknologi Coating dari Produk Turunan Sawit Perpanjang Umur Simpan Buah

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemanfaatan hasil pertanian di Indonesia masih belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Hal itu karena berbagai macam faktor seperti akibat proses alami, proses penanganan pasca panen yang kurang tepat, maupun buruknya proses pengiriman distribusi. Salah satunya produk buah-buahan yang bersifat perishable yaitu cenderung mudah rusak ataupun busuk.

Ekspor buah-buahan membutuhkan perlakuan khusus mengingat pengiriman ekspor memerlukan waktu yang cukup panjang sedangkan umur simpan buah relatif pendek.  Hal ini berakibat pada berkurangnya nilai serta daya saing produk-produk karena para eksportir cenderung ragu untuk memasarkan produk buah-buahan Indonesia.

Penerapan coating dapat dilakukan kepada buah dan sayur yang memiliki kulit untuk menghambat proses respirasi buah. Coating dapat dilakukan dengan cara direndam atau disemprot pada seluruh permukaan buah. Selanjutnya, buah dikeringkan tanpa terkena sinar matahari.

Saat ini teknologi coating untuk memperpanjang kesegaran buah didominasi bahan baku dari wax atau lilin. Di Indonesia, kebanyakan bahan baku wax berasal dari lilin lebah dengan harga yang cukup tinggi karena masih bergantung kepada impor.

Periset Pusat Riset Agroindustri Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRA BRIN) Wiwik Handayani  mengatakan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk agroindustri buah dapat dilakukan dengan cara mengembangkan teknologi coating dari turunan produk sawit.

“Larutan coating dari turunan sawit lebih efisien karena ketersediaan bahan baku sawit sangat tinggi di Indonesia. Biaya produksi untuk melakukan coating dapat ditekan sehingga harga distribusi produk akhir buah tidak terlampau tinggi,” jelas Wiwik pada sesi talkshow bersama BRIN TV pada Senin (17/04/2023).

Minyak kelapa biasa sebenarnya bisa difungsikan untuk produk lain dengan nilai ekonomi lebih tinggi. “Jadi, pertimbangan menggunakan minyak kelapa sawit adalah untuk mencari bahan baku dalam jumlah melimpah dan tersedia kapan pun,” imbuhnya.

Coating dari sawit untuk buah dan sayuran berbentuk emulsi berwarna putih dengan bahan dasar sawit. Disebutkan Wiwik, teknologi coating sawit pada produk hortikultura (buah dan sayur), merupakan optimalisasi sumber daya lokal dan terbarukan.

Keunggulan

Larutan pelapis berbasis sawit ini memiliki berbagai keunggulan, yakni 100 persen berasal dari bahan baku atau sumber daya lokal. Artinya, pembuatan pelapis ini tidak akan tergantung bahan atau produk luar sehingga akan selalu menjamin ketersediaan barang.

Proses pembuatan dan pengaplikasian pelapis ini juga tergolong mudah dengan cara pencelupan langsung atau penyemprotan. Setelah dilapisi, buah tersebut harus dikeringkan selama lima menit sehingga larutan bisa lebih optimal dalam melindungi buah.

Buah mangga yang dilapisi produk dari turunan sawit ini menunjukkan kualitas yang lebih baik dibandingkan buah tanpa pelapisan. Proses pelapisan terbukti dapat menjaga kualitas buah selama satu bulan, sedangkan buah tanpa coating hanya memiliki kualitas yang baik selama satu minggu.

Hasil yang sama juga ditunjukkan saat larutan ini digunakan untuk melapisi buah lain, seperti salak, apel, jambu, pisang, manggis, dan beberapa jenis sayuran. “Mayoritas buah yang dilapisi memiliki umur simpan selama dua hingga empat kali lipat dari produk buah biasa,” ucapnya. 

Untuk memperoleh hasil yang lebih optimal, buah produksi petani tidak bisa hanya mengaplikasikan teknologi pelapisan. Perlu juga menerapkan prosedur standar operasional produksi buah yang baik mulai dari budidaya, pemetikan, pengumpulan, sortasi, hingga tahapan pascapanen.

“Produk hortikultura memiliki sifat yang mudah rusak sehingga penambahan umur simpan selama beberapa hari akan sangat bermanfaat. Di lihat dari aspek ekonomi, penambahan umur simpan ini akan meningkatkan keuntungan yang lebih tinggi,” ujarnya.

BRIN telah berhasil membuktikan bahwa teknologi coating dengan menggunakan produk turunan sawit dapat memperpanjang umur buah antara 2 minggu hingga 42 hari. “Dengan menggunakan teknologi coating dan disimpan pada suhu rendah, kami telah membuktikan ketahanan buah nanas selama 42 hari dengan kualitas rasa dan bentuk yang dapat terjaga,” ungkap Wiwik. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author