Riset BRIN Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Technology-Indonesia.com – Ketahanan pangan nasional menjadi sangat fundamental seiring pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, dan dinamika lingkungan strategis. Perwujudan ketahanan pangan ke depan akan semakin sulit karena permintaan pangan akan terus tumbuh.

Sementara produksi atau pasokan pangan pertumbuhannya bisa semakin sulit karena menghadapi faktor perubahan iklim dan lainnya. Upaya penguatan ketahanan pangan semakin penting mengingat ancaman krisis pangan global masih tetap ada dan dapat terjadi secara tiba-tiba.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyampaikan BRIN membantu Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam kontek menstabilkan pangan yang bermula dari bibit.

“Terkait hal ini BRIN sudah memiliki mekanisme model bisnis dan tidak akan menjadi saingan bagi para pelaku usaha sektor pangan khususnya pada PT. Sang Hyang Seri (SHS), yang BRIN perlukan riset bibit padi ini laku dan menghasilkan keuntungan dan jika berhasil harus komitmen dilisensi oleh pelaku usaha sektor pangan, hasil lisensinya 30 % masuk kepada periset dan 70 % masuk ke Negara,” kata Handoko usai melakukan tanam perdana bibit padi unggul di lokasi Demonstration Area (Dem Area) Pangan Lahan PT. Sang Hyang Seri (SHS) Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Jumat (7/7/2023).

Penanaman perdana bibit padi unggul ini dilakukan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Kementerian BUMN, serta pelaku usaha sektor pangan. Kegiatan ini merupakan model sinergitas Pemerintah dalam mendukung cadangan pangan Nasional.

Bibit padi unggul yang ditanam merupakan hasil kerja sama antara BRIN, Bapanas, Kementerian BUMN, dan pelaku usaha untuk budidaya pertanian berbasis bibit unggul yang dilakukan untuk menjaga pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) secara berkelanjutan.

“BRIN berkomitmen untuk membantu dari sisi yang paling hulu dan terkait riset seperti untuk varietas baru padi yang pagi ini ditanam di Dem Area SHS, dimana BRIN berhenti pada risetnya setelah itu hilirisasinya selalu gandeng mitra industri/BUMN atau pelaku usaha swasta yang lain,” tambahnya.

Selanjutnya Handoko menyampaikan agar badan usaha seperti ID FOOD dan SHS bisa aktif menyampaikan kepada BRIN terkait kebutuhan riset apa yang dapat di-support.

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Bapanas melakukan kerja sama lintas sektor dengan tujuan untuk mewujudkan pola pertanian yang efisien, presisi, serta bernilai tambah melalui produktivitas padi yang tinggi.

“Kerja sama ini ditandai dengan penanaman perdana tanaman padi bibit unggul hari ini,” ujarnya.  

Arief menambahkan, demonstrasi area penanaman benih unggul ini disiapkan sebagai pilot project sebelum dilakukan replikasi pembudidayaan secara lebih luas dan masif. 

Demonstrasi dilaksanakan di lahan pertanian dengan luas sekitar 47,25 hektare (ha) yang terbagi ke dalam 3 blok dengan target rata-rata produktivitas minimal 8 ton per ha. 

Blok pertama seluas 16,15 ha menerapkan teknologi yang direkomendasikan BRIN dengan varietas Inpari 48 dan memiliki keunggulan provitas di atas 7 ton/ha. 

Blok kedua seluas 16.10 ha menerapkan varietas Inpari 48 dan MSP 65 dengan teknologi yang direkomendasikan PT. Teknologi Biota yang mengandalkan pengelolaan secara organik dan target produktivitas di atas 7 ton/ha. 

Sedangkan, Blok ketiga seluas 15 ha akan menerapkan teknologi yang direkomendasikan PT. MSP 65 dengan keunggulan masa panen 65 hari setelah tanam. 

“Hasil pembudidayaan 3 pola penanaman, teknologi, dan varietas yang berbeda ini akan langsung dikerjasamakan untuk diserap BULOG,” ucapnya.  

Lebih lanjut Arief mengatakan, kedepannya apabila telah direplikasi secara massal, kerja sama budidaya pertanian ini dapat menjadi semacam closed loop pemenuhan CBP berkelanjutan.  

“Setelah terpilih pola pembudidayaan yang terbaik kita lakukan replikasi diberbagai daerah. Pada prosesnya nanti mitra petani akan didampingi supaya dapat menerapkan pola dan teknologi tanam seperti yang telah diujicobakan. Bibitnya dari SHS pendampingannya kita juga siapkan, dan hilirisasinya akan langsung diserap BULOG dengan harga yang baik untuk dijadikan CBP. Jadi ini skema close loop end to end,” imbuhnya. 

Sementara, Direktur Utama ID FOOD, Frans Marganda Tambunan mengatakan kerjasama budidaya varietas unggul nantinya akan dikolaborasikan dengan program Makmur. Jika program 47,25 ha tersebut berhasil, akan menjadi potensi penyediaan bibit di 40 ribu ha program Makmur yang saat ini tengah berjalan.

“Dengan begitu SHS akan punya potensi untuk melakukan komersialisasi atau supporting untuk penyediaan benih yang berkualitas, setidaknya untuk 40 ribu Ha tanaman padi yang saat ini sedang kita kerjakan,” tambahnya. 

Direktur Utama SHS Adhi Cahyono Nugroho mengatakan, ini merupakan peluang bagi SHS untuk semakin berkembang ke depan.

“Ini merupakan momentum untuk SHS berkembang ke depan, bertumbuh menjadi BUMN Pangan di sektor hulu yang siap menunjang untuk ketersediaan pangan,” tutup Adhi.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author