Pestisida Nabati Ramah Lingkungan Solusi Pertanian Berkelanjutan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pestisida sintetik kimia masih diandalkan untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Padahal, penggunaan pestisida sintetik kimia yang tidak bijaksana dapat menimbulkan beberapa dampak negatif. Pestisida nabati yang ramah lingkungan bisa menjadi solusi untuk pertanian berkelanjutan

Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan (PRHP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dwinita Wikan Utami mengatakan saat ini banyak orang yang menerapkan gaya hidup sehat kembali ke alam dengan sistem budidaya pertanian yang makin mengedepankan pendekatan ekologi.

“Sejalan dengan undang-undang Nomor 22 tahun 2019, sistem pertanian budidaya berkelanjutan menjadi rujukan untuk implementasi sistem pengelolaan hama terpadu,” ujar Dwinita dalam HortiEs Talk #5 bertajuk “Pestisida Nabati Ramah Lingkungan Solusi Pertanian Berkelanjutan,” pada Kamis (11/5/2023).

Penggunaan biopestisida atau pestisida nabati merupakan salah satu pendekatan untuk mengimplementasikan sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan. Di antara produk pestisida nabati yang dihasilkan adalah pestisida nabati yang menggunakan bahan aktif dari minyak sereh wangi dan eucalyptus.

Sharing session ini bertujuan memberikan informasi tentang pestisida nabati terkait untuk melindungi tanaman dari serangan OPT dan juga meningkatkan pertumbuhan ketahanan tanaman yang bersifat ramah lingkungan,” jelas Dwinita.

Mizu Istianto, Peneliti Ahli Madya PRHP ORPP BRIN menjelaskan, dari hasil penelitian yang pernah dilakukan minyak atsiri mempunyai efek anti serangga, jamur dan bakteri, merupakan teknologi ramah lingkungan, dapat memanfaatan sumber daya alam yang ada, aplikasi mudah dan aman, dan harga lebih murah dari pestisida sintetik.

Menurut Mizu, mekanisme kerja minyak sereh wangi untuk serangga dengan cara menghambat proses penemuan dan penerimaan inang melalui mekanisme penolak kehadiran, penghambat makan, penghambat peletakan telur dan membunuh serangga melalui mekanisme perusakan lapisan integumen.

Mekanisme kerja minyak sereh wangi untuk cendawan adalah mengganggu metabolisme sel antara lain permeabilitas membran sel, merusak mitokondria, serta menyebabkan perubahan hifa. Dirinya menambahkan minyak atsiri memiliki peluang pasar sebagai, penghemat BBM, aditif makanan, kosmetik, parfum, kesehatan dan biopestisida.

Sementera itu, Rita Noveriza, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Hortikultura mengatakan bahwa nano teknologi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi tentang zat, material, dan sistem pada skala nanometer.

“Teknik formulasi pestisida nabati dengan nano teknologi ada dua yaitu nanoemulsifikasi dengan dua pendekatan yaitu menggunakan energi tinggi dan energi rendah dan nanoenkapsulasi,” jelasnya.

Rita mengatakan, keunggulan nano biopestisida serai wangi antara lain ramah lingkungan karena terbuat dari bahan metabolit sekunder tanaman dan partikel bahan aktif berukuran nano dapat meningkatkan kelarutan dalam air, laju disolusi dan keseragaman dispersi saat diaplikasikan pada tanaman.

Sedangkan keunggulan nano biopestisida eukaliptus adalah ramah lingkungan karena terbuat dari bahan metabolit sekunder tanaman, dan partikel bahan aktif berukuran nano dapat meningkatkan kelarutan dalam air, laju disolusi dan keseragaman dispersi saat diaplikasikan pada tanaman dan efektivitas tidak berubah walaupun mengalami penyimpanan 11 bulan.

“Karakteristik ideal formulasi pestisida nabati adalah meningkatkan efisiensi dengan penggunaan bahan aktif rendah, toksisitas rendah terhadap organisme non target, seperti tidak pengaruh terhadap mikroba berguna atau musuh alami serangga, dan juga aman terhadap ikan,” ungkap Rita.

“Tidak menyebabkan kontaminasi pada tanah dan sumber air, seperti tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Meminimalkan adanya resistensi hama berbahaya. Mudah disimpan seperti nano enkasulasi, biaya rendah dan ekonomis dengan dosis rendah efektivitas meningkat,” imbuhnya.

Teknik aplikasi pestisida nabati yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat dosis, tepat sasaran, tepat alat dan tepat jenis.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author