TechnologyIndonesia.id – Sinergi antara pemerintah dan badan usaha sektor pertambangan terus diperkuat dalam menjalankan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Salah satu inovasi PPM yang sukses memberikan dampak positif bagi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat adalah budidaya kakao oleh PT Berau Coal.
PPM tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas petani kakao, mengembangkan inovasi teknologi, dan mendukung keberlanjutan industri kakao di Indonesia yang berkualitas dengan tingkatan produksi yang melimpah. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu produsen kakao terbesar di dunia.
“Pemerintah dan swasta perlu bersinergi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kakao Indonesia. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu produsen kakao terbesar di dunia,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi di Jakarta, Jumat (8/12/2023).
PT Berau Coal bahkan telah melakukan pendampingan di Kampung Rantau Panjang, Kalimantan Timur dengan memberikan pelatihan tentang teknik budidaya dan pengolahan biji kakao untuk meningkatkan nilai jual.
“Program budidaya Kakao telah dimulai sejak 2010. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan menciptakan lapangan kerja baru,” ucap Social Enterprise Coordinator Berau Coal Yandi Rama Krisna di kebun Kakao Kampung Rantau Panjang, Kamis (7/12/2023).
Program ini dilaksanakan oleh Berau Cocoa anak perusahaan PT Berau Coal di lahan seluas 600 hektare dan telah melibatkan sekitar 184 orang petani.
Menurut data Dinas Perkebunan, Kabupaten Berau 2018/2019, terdapat sekitar 1.200 hektare kebun kakao. Pada 2023, kembali melakukan proses peremajaan data pada Oktober 2023 tersisa hanya 500 hektare. Sisanya 700 hektare alih fungsi menjadi kebun kelapa sawit.
“Tugas kami agar petani bisa kembali dan mengembangkan kakao menjadi lebih besar. Sudah jelas pasarnya 7.000 ton kapasitas dan baru terpenuhi 100 ton di Berau,” terang Yandi.
Selain itu, PT Berau Coal juga memberikan pelatihan budidaya kakao kepada para petani. Pelatihan ini meliputi berbagai materi, seperti cara memilih bibit kakao yang baik, cara menanam kakao, cara merawat kakao, dan cara memanen kakao.
Selain pelatihan teknis, petani kakao juga mendapatkan pendampingan pemasaran. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu petani kakao memasarkan produk kakao mereka dengan lebih baik.
“Tugas kami agar (petani kakao) bisa, kakao hulu hilir sudah jalan, mendampingi, mempromosikan, sehingga kakao menjadi produk unggulan,” tambah Yandi.
Selain dipasok ke industri kakao, biji kakao juga dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar perusahaan. Oleh karena itu, warga binaan Berau Coal membantu mengkoordinasikan produk dan memasarkannya di Rumah Kemas Batiwakkal.
“Di sini ada 55 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang pasarkan produknya, sebagian berbahan kakao, tapi ada juga dari bahan lain,” terang Yandi.
Sementara itu, Senuddin mewakili petani binaan PT Berau Coal di Kampung Rantau Panjang, menyampaikan bahwa program pemberdayaan pengolahan kakao dari hulu ke hilir di PT Berau Coal telah memberikan dampak positif bagi para petani kakao di Kabupaten Berau. Para petani kakao kini memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam mengelola kakao.
Selain itu, program ini juga telah meningkatkan pendapatan para petani kakao. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya harga jual kakao di Kabupaten Berau.
“Program PPM budidaya kakao ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami mendapatkan bibit kakao berkualitas, pelatihan budidaya kakao, dan pendampingan pemasaran. Hal ini sangat membantu kami untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kakao kami,” kata Saenuddin.
Selain budidaya kakao, PT Berau Coal juga membangun Politeknik Sinar Mas Berau yang berfokus pada pengembangan pendidikan dan peningkatan peluang ekonomi di Kabupaten Berau, untuk membantu mewujudkan tenaga kerja lokal yang handal dan profesional.
Politeknik ini menjadi salah satu perguruan tinggi yang banyak diminati oleh pelajar di Berau, dalam membantu percepatan kemajuan program akademik.