Pengindaraan Jauh Bantu Petani Terhindar dari Situasi Rawan Pangan

pangan_2
Informasi ketersediaan pangan di suatu daerah terkait dengan kecukupan pangan. Kekurangan pangan dapat berdampak pada berbagai masalah seperti terjadinya gizi buruk dan implikasinya pada masyarakat miskin di berbagai daerah di Indonesia.

Agus Hidayat dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan, Lapan mendukung ketahanan pangan melalui teknologi penginderaan jauh untuk monitoring sebaran ketersediaan padi dan lahan pertanian.

“Teknologi itu memberikan informasi yang sebenarnya membantu petani dalam mengolah dan memilih jenis pertanian, terutama di musim kemarau,” katanya pada sebuah diskusi Ketahan Pangan Untuk Mengatasi Kemiskinan di Jakarta. Rabu (27/7) lalu.

Informasi yang dijasilkan oleh pengindaraan jauh sebenarnya bisa dijadikan petani dalam merancang pengolahan lahannya. Dan Lapan membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan pengadaan pangan maka perlu adanya masukan tentang perkiraan daerah-daerah yang berpotensi mengalami bencana banjir atau kekeringan sehingga tidak menyebabkan terjadinya kerawanan pangan.

Pemantauan kondisi lahan dengan mengunakan data satelit penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pertumbuhan tanaman pangan, khususnya tanaman padi. Wilayah yang dipantau adalah lahan sawah di Wilayah Barat Indonesia yang meliputi Pulau Jawa dan Bali.

Seperti yang sudah dilakukan Lapan pada Februari lalu yang memberikan informasi berrdasarkan hasil pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) tanaman padi pada bulan itu kondisi TKV sedang mendominasi beberapa daerah di Kabupaten Serang, Tangerang, Karawang, Bekasi, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Grobogan, Demak, Pati, Kudus, Jepara, Rembang, Blora, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Purworejo, dan Cilacap .

Kondisi TKV sedang/tinggi mendominasi di daerah Kabupaten Kediri, Banyuwangi, Jombang, Blitar, Jember, Pasuruan, Malang, dan Mojokerto. Sedangkan Kabupaten Gianyar, Tabanan, dan Badung didominasi oleh kondisi TKV rendah.

Kondisi TKV rendah terpantau di daerah Kabupaten Tangerang , Majalengka, Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya , Cilacap, Kebumen, Klaten, Magelang, Wonogiri , Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul , Jember, Banyuwangi, Bojonegoro, Lamongan, Bondowoso, dan Probolinggo. Sedangkan Kabupaten Gianyar dan Klungkung terpantau memiliki TKV sedang atau tinggi .

Sementara memlaui teknologi yang berada di Lapan juga terdeteski kondisi fase air terpantau di daerah Kabupaten Bekasi, Karawang, Demak, Pati, Sragen, Kudus, Grobogan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Ngawi.

Rawan banjir

Selain itu hasil pemantauan curah hujan Bulan Februari 2011 menunjukkan kondisi banjir yang terjadi di Pulau Jawa dan Bali.

Berdasarkan hasil pemantauan di Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat, kondisi banjir hingga minggu ketiga bulan Februari terpantau di Kabupaten Serang, Tangerang, Bogor, Bekasi, Subang, Indramayu, Ciamis dan Tasikmalaya.

Kejadian banjir di provinsi Jawa Barat agak berkurang memasuki minggu ketiga bulan Februari 2011, yaitu hanya terjadi di Ciamis, Karawang dan Tasikmalaya. Demikian juga sebagian besar lahan sawah di pantai utara Provinsi Jawa Tengah terpantau kondisi banjir berat yaitu di Kabupaten Demak dan Tegal.

Sedangkan di sebelah selatan yang terkena banjir adalah Kabupaten Cilacap, Kebumen, Sragen dan Magelang. Sebagian besar lahan sawah di Provinsi Jawa Timur terpantau pada kondisi tidak banjir, kecuali di Kabupaten Bojonegoro, Jember, Kediri dan Pasuruan. Sedangkan di pulau Bali, banjir berat terpantau di Kabupaten Gianyar, Tabanan, dan Badung.

Taswanda Taryo dari Badan tenaga Nuklir Nasional (Batan), pada kesempatan sama menuturkan, pihaknya telah berhasil menciptakan berbagai jenis benih unggul guna mendukung ketahanan pangan Indonesia. Semuanya berkat teknologi nuklir, termasuk menghasilkan benih-benih unggul lokal.

“Kebutuhan benih nasional itu sekitar 30.000 ton per tahun, dan sekitar 5 – 8 persen kebutuhan benih itu berasal dari Batan. Benih hasil radiasi jelas lebih unggul dibanding benih biasa, tahan hama, umur panen pendek dan rasanya yang enak,” pungkasnya.***

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author