Tiga Inovasi KKP Raih Outstanding Public Service Innovation di KIPP 2025

TechnologyIndonesia.id – Tiga inovasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil meraih predikat Outstanding Public Service Innovation pada ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2025.

Ketiganya adalah LoCaFeed Community (LFC) dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok, BINA BOS PANEN (Budidaya Ikan Nila Bioflok Metode Sipanen) dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor, serta Bulik Manis (Bubu Lipat Ikan Mantap dan Istimewa) Idaman Nelayan karya Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang.

BRBIH Depok dan BRPBATPP Bogor merupakan dua unit pelaksana teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP). Sedangkan (BBPI) Semarang adalah unit pelaksana teknis Ditjen Perikanan Tangkap.

LoCaFeed Community (LFC) merupakan sebuah gerakan pengelolaan food waste berbasis teknologi biokonversi larva Black Soldier Fly (BSF). LFC mengajak masyarakat memilah sisa makanan dari rumah, restoran hingga hotel untuk tidak dibuang ke TPA, melainkan diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi seperti pakan ikan, pupuk organik, dan pelet ramah lingkungan.

Berkat inovasi ini, sebanyak 66 ton food waste dikelola pe tahun melibatkan 165 rumah tangga, 12 restoran, dan 4 hotel, serta melahirkan 2 start-up dan 67 kelompok usaha baru. Inovasi ini telah direplikasi di 19 kabupaten/kota serta berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi.

Selanjutnya, inovasi BINA BOS PANEN yang hadir untuk menjawab kendala budi daya ikan nila bioflok konvensional yang sering gagal melalui metode Sipanen, penggunaan bahan flok praktis bernama prebiomix, serta pendampingan penyuluh, inovasi ini meningkatkan produktivitas hingga empat kali lipat.

Inovasi BINA BOS PANEN berdampak pada omzet pelaku usaha yang naik signifikan dari rata-rata Rp6 juta per siklus. Inovasi ini juga meningkatkan kesejahteraan pembudidaya, tetapi juga mendorong kemandirian pangan dan penguatan UMKM di berbagai daerah.

Inovasi lainnya yaitu Bulik Manis (Bubu Lipat Ikan Mantap dan Istimewa) Idaman Nelayan yang dirancang untuk memudahkan para nelayan kecil dalam membawa alat penangkapan ikan yang lebih praktis, efisien, dan aman. Dengan bentuk yang dapat dilipat. Solusi ini tidak hanya meningkatkan keselamatan, tapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan.

Sebelum menggunakan bubu lipat, nelayan menggunakan bubu berukuran besar berbahan bambu atau rotan yang kurang praktis dan memakan tempat di atas kapal perikanan. Inovasi Bulik Manis yang masuk dalam kategori pemberantasan kemiskinan ini berhasil meningkatkan produktivitas nelayan hingga 81,3% dan produktivitas hasil tangkapan per bulan mencapai 75,4%.

“Inovasi-inovasi ini lahir dari semangat dan kerja keras seluruh tim di KKP yang bersinergi dengan masyarakat. Kami terus berupaya mencari solusi nyata untuk keberlanjutan, pemerataan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan sebagaimana arahan Pak Menteri Sakti Wahyu Trenggono,” ujar Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta melalui siaran resmi KKP di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif menambahkan, inovasi yang dilakukan khususnya Bulik Manis menjadi upaya nyata KKP dalam menyebarluaskan alat penangkapan ikan yang efisien dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

“Dalam lima tahun perjalanannya, Bulik Manis telah direplikasi 28 instansi di seluruh Indonesia melalui transfer teknologi oleh 350 nelayan dan 300 mahasiswa. Selain itu, KKP juga telah menyalurkan sebanyak 528 unit bubu lipat ikan ini sejak 2023,” ungkap Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif.

KIPP tahun ini diikuti oleh lebih dari 3.000 inovasi pelayanan publik dari berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD. Seleksi berlangsung ketat melalui beberapa tahap, mulai dari penyaringan awal menjadi 273 Finalis Top Inovasi, hingga akhirnya ditetapkan 28 inovasi terbaik sebagai Outstanding Public Service Innovations.

Dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tiga inovasi berhasil menembus tahap akhir, dan dua di antaranya berasal dari BPPSDM KP yang sukses meraih predikat Outstanding.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author