REIKKA 2015 Menjalin Sinergitas Stakeholder Ikan Hias

Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias (Balitbangdias) kembali menyelenggarakan Rekreasi, Edukasi, Informasi, Komunikasi, Konservasi, dan Atraksi (REIKKA) di Balai Kota Depok, 16-17 September 2015. REIKKA menjadi ajang untuk menyatukan stakeholder ikan hias untuk saling bersinergi membangun industri ikan hias nasional.

Kepala Balitbangdias, Anjang Bangun Prasetio dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini digelar untuk mengulang kesuksesan REIKKA pada November 2014.  Dengan mengusung tema “Sinergitas Stakeholder Ikan Hias untuk mendukung Perikanan Budidaya yang Mandiri” diharapkan embrio sinergitas yang telah dibangun pada REIKKA 2014 dapat lebih diperkuat sehingga dapat mendukung perikanan budidaya di Indonesia.

“REIKKA 2015 Bertujuan membentuk sinergitas antar stakeholder ikan hias dalam rangka inovasi litbang sebagai pendukung perikanan budidaya yang mandiri. REIKKA juga menjadi wahana komunikasi antar stakeholder ikan hias dalam rangka membangun kesejahteraan masyarakat,” lanjut Anjang Bangun dalam acara pembukaan REIKKA 2015 di Balai Kota Depok, Rabu (16/9).

Kapuslitbang Perikanan, Prof. Hari Eko Irianto mengungkapkan dalam rangka menyampaikan informasi teknologi ikan hias, berbagai gebrakan telah dilakukan oleh Balitbang KP. Selain melalui REIKKA, masyarakat bisa mengikuti informasi seputar ikan hias dengan datang langsung ke Kantor Balitbangdias atau mengakses melalui website.

Melalui REIKKA 2015, Hari Eko berharap hasil-hasil penelitian Balitbangdias bisa dikenal dan diterapkan di masyarakat. “Hasil penelitian dinilai berhasil kalau bisa diterapkan dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Untuk itu kita harus bisa menyerap kebutuhan dan aspirasi masyarakat,” lanjutnya.

Menurut Wakil Walikota Depok, Idris Abdul Shomad dalam sambutannya mewakili Walikota Depok, REIKKA mempunyai nilai strategis bagi pembangunan dan perekonomian kota Depok. “Kontribusi Depok dalam produksi budidaya ikan hias masuk kategori tiga besar di Jawa Barat, bersama Bogor dan Bekasi,” lanjutnya.

Karena itu pengembangan sektor perikanan di kota Depok lebih difokuskan pada budidaya ikan konsumsi dan ikan hias. “Saat ini di Kota Depok kurang lebih ada 400 orang yang mengantungkan hidupnya dari budidaya ikan hias. Hasil produksinya dipasarkan baik secara lokal, nasional maupun ekspor,” kata Idris

Dalam kesempatan yang sama Ketua Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), Soelistyono menceritakan bagaimana pada musim semi dan panas dibanyak negara baik Eropa maupun Asia, sering dijumpai berbagai ikan hias dari Indonesia. “Sungguh sangat menakjubkan harga-harga ikan hias Indonesia yang beredar di luar negeri. Hal itu menunjukkan bahwa ikan hias Indonesia bisa eksis di luar negeri,” lanjutnya.

Soelistyono berharap kegiatan ini bisa menjadi tantangan untuk menjawab berbagai pekerjaan rumah sehingga pengelolaan ikan hias akan lebih baik di masa mendatang.

Acara pembukaan REIKKA 2015 diisi dengan peluncuran buku Cetak Biru REIKKA yang berisi masterplan pengembangan litbang budidaya ikan hias di Indonesia. Serta peluncuran digital informasi untuk penyebaran hasil litbang berbasis cyber, yang di dalamnya terdapat perpustakaan digital berbasis android.

REIKKA 2015 memiliki agenda antara lain Simposium Nasional Ikan Hias, Sinergitas Antar Stakeholder Ikan Hias, Workshop Ikan Hias Nasional, Jejaring Pemuliaan Ikan Hias Nasional, serta Gelar Teknologi, Edukasi dan Pameran. REIKKA 2015 mendapat dukungan dari Masyarakat Iktiologi Indonesia, Dewan Ikan Hias Indonesia, Perhimpunan Ikan Hias Indonesia, Komunitas Ikan Predato, dan Institut Pertanian Bogor.

 

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author